Kamis 11 Jun 2015 18:26 WIB
Berkaca pada Agrowisata Selandia Baru (Habis)

Betapa Pentingnya Indonesia bagi Selandia Baru

 muhammad fakhruddin
muhammad fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,: Oleh Muhammad Fakhruddin/wartawan Republika

Open Spaces, Open Hearts, Open Minds.

Slogan ini tampak terpampang di sejumlah dinding di Bandara Hamilton, Selandia Baru. Sejumlah gambar panorama keindahan alam Selandia Baru juga menghiasi sudut-sudut bandara.

Bahkan, dioarama patung Gandalf, karakter fiksi kakek tua dalam buku karya JRR Tolkien yang populer sebagai penyihir dalam film trilogi the Lord of the Rings dan the Hobbit juga terpajang di dalam ruang tunggu bandara.

Di kompleks Bandara Hamilton juga dibangun pusat pelatihan pilot CTC Aviation yang melatih sekitar 300 pilot setiap tahunnya untuk maskapai penerbangan internasional. Selain itu, terdapat pabrik pembuatan pesawat Pacific Aerospace.

Kendati relatif sepi di antara padang rumput yang luas, ruang angkasa atas kompleks Bandara Hamilton dinilai aman untuk penerbangan. Saat Republika dan 20 wartawan asal negara ASEAN mengujungi kompleks Bandara Hamilton, Selasa (26/5), angin berembus tidak terlalu kencang dan udara terasa sejuk. Kondisi cuaca yang cocok untuk melatih calon pilot baru.

Bandara kecil ini memang tidak sesibuk Bandara Auckland. Namun, bandara yang terletak di pinggir savana ini terus berbenah untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung yang ingin berlibur ke sejumlah objek agrowisata di sekitar Kota Hamilton, seperti Danau Taopu, Sungai Waitoa, The Marea (tempat pertemuan suku Maori), dan the Hobbiton yang menjadi latar tempat dalam film the Lord of the Rings dan the Hobbit.

Kampanye Pemerintah Selandia Baru “Buka Ruang, Buka Hati, Buka Pikiran” sepertinya bukan slogan semata. Selandia Baru yang maju dalam bidang peternakan dan pertanian itu tampak ingin membuka relasi ke seluruh dunia, terutama dengan negara tetangga di Asia, seperti Indonesia.

Hasil survei tahunan tentang persepsi penduduk Selandia Baru terhadap orang Asia menunjukkan, 84 persen orang Selandia Baru percaya bahwa membuka ikatan budaya dan ekonomi baru dengan orang dan negara di Asia sangat penting bagi Selandia Baru. Hasil survei ini tidak berubah pada 2013 dan 2014.

Orang Selandia Baru tampaknya merasa lebih positif bila berhubungan dengan orang-orang dari Asia. Temuan ini termasuk peningkatan rasa keterlibatan dengan orang-orang dan budaya Asia dan peningkatan rasa saling terintegrasi antara orang Asia dan penduduk Selandia Baru bukan keturunan Asia. Serta, peningkatan dalam kehangatan dan kebersamaan dengan orang-orang dari negara Asia.

Manfaat hubungan dengan Asia itu terutama dilihat dari segi ekonomi. Sebagian besar orang Selandia Baru melihat peluang pasar ekspor sebesar 91 persen dan pariwisata Asia juga 91 persen. Peluang ini khususnya bermanfaat bagi Selandia Baru dalam 10 sampai 20 tahun ke depan.

Pandangan tentang pentingnya Asia bagi penduduk Selandia Baru ini cukup konsisten di seluruh wilayah Selandia Baru dan tidak tersekat untuk setiap kota atau daerah tertentu. Sekitar dua per tiga dari penduduk Selandia Baru percaya bahwa impor dari Asia, investasi dari Asia, dan budaya serta tradisi Asia akan berdampak positif.

Karena itu, Selandia Baru akan meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, terutama dalam bidang peternakan dan pertanian. Perdana Menteri Selandia Baru John Key mengatakan, ingin membantu Indonesia untuk meningkatkan konsumsi daging sapi dari 2,8 kilogram per orang per tahun di Indonesia menjadi 30 kilogram per orang per tahun.

Key melihat kesempatan yang besar untuk menjalin perdagangan dengan Indonesia dalam meningkatkan konsumsi daging. Dia berharap kerja sama tersebut dapat terjalin langsung dengan Pemerintah Indonesia secara berkesinambungan.

Menurut John Key, pasar di Indonesia sangat menjanjikan dilihat dari jumlah penduduk yang mencapai 200 juta orang. Pertambahan penduduk yang cepat itu juga didominasi orang muda. "Kami bagus dalam produksi daging," kata John Key saat menjamu 20 wartawan asal negara ASEAN untuk merayakan 40 Tahun Hubungan New Zealand dan ASEAN, di Museum Auckland, Kamis (28/5).

Bagi Selandia Baru, Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat populasi tertinggi di dunia dan telah melalui percepatan pertumbuhan sejak demokrasi pulih pada 1998. Terdapat banyak peluang bagi eksportir asal Selandia Baru di Indonesia yang didukung oleh AANZFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas antara Selandia Baru dan Negara ASEAN).

Forum utama untuk diskusi antara Selandia Baru dan Indonesia adalah pertemuan tahunan Joint Ministerial Commission (JMC) yang digagas oleh kementerian luar negeri kedua negara. Pertemuan ini mengulas kemajuan dalam hubungan kedua negara dan merancang pencapaian baru. Selandia Baru juga bekerja sama dengan Indonesia melalui APEC, Pacific Island Forum, East Asia Summit, dan forum internasional maupun regional lainnya.

Pada 2014, sebanyak 15.200 warga negara Indonesia (WNI) berkunjung ke Selandia Baru. Dari jumlah tersebut hanya 4.100 WNI yang menetap di Selandia Baru. Sebaliknya, penduduk Selandia Baru berduyun-duyun ke pusat pariwisata Indonesia, Pulau Bali. Pada 2013, sebanyak 25.100 penduduk Selandia Baru bepergian ke Indonesia.

Selandia Baru sangat menikmati hubungan yang kuat dengan Indonesia ini. Sebagai negara tetangga di Asia-Pasifik, hubungan kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru terjalin alami dan saling melengkapi secara ekonomi.

General Manager-Services New Zealand Trade and Enterprise David Downs menambahkan, Selandia Baru memang unggul dalam bisnis makanan dan minuman. Sedangkan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Karena itu, Selandia Baru terus menjajaki untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. "Ada tim di Jakarta. Indonesia orangnya baik, berharap bisa bekerja sama," kata Downs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement