Rabu 10 Jun 2015 23:33 WIB

JK Minta Penggunaan Energi Terbarukan Ditingkatkan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: @Pak_JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka acara International Student Energy Summit (ISES) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Rabu (10/6).

Dalam kesempatan ini, JK menegaskan pentingnya menggunakan energi terbarukan saat ini dan tidak menggunakan energi fosil.

"Semua memikirkan alam. Sumber energi kembali ke alam. Karena kita membutuhkan energi yang terbarukan agar kita dapat menyelamatkan dunia  dan masa depan," kata JK saat memberikan sambutan dalam acara ISES di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Rabu (10/6).

Lebih lanjut, saat ini Indonesia hanya menggunakan sekitar 12 persen sumber energi terbarukan. Ia juga mengatakan, tidak banyak negara yang memiliki sumber energi terbarukan, contohnya Jepang. Oleh karena itu, Jepang menggunakan pembangkit energi tenaga nuklir.

Dalam kesempatan ini, Wapres pun meminta generasi muda untuk memikirkan solusi penggunaan energi di masa mendatang. Sehingga, energi tersebut menjadi energi yang lebih ramah lingkungan, lebih murah, baik, serta cepat.

Kendati demikian, Wapres juga mengaku memahami kondisi kepulauan Indonesia yang dikenal berada dalam cincin api atau ring of fire. Karena itu, Indonesia sering kali mengalami bencana alam.

Selain itu, JK juga mengingatkan sejarah penggunaan sumber energi. Dulu sebelum revolusi industri, kata Kalla, manusia masih memanfaatkan tenaga alami seperti angin dan matahari untuk kegiatan sehari-hari.

Kemudian, setelah revolusi industri, manusia mulai memanfaatkan batu bara, minyak bumi, dan nuklir yang kemudian menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

"Setelah semua menggunakan sumber energi itu, kemudian kita memikirkan masa depan serta dampaknya terhadap lingkungan. Energi apa yang bagus dan terbarukan?," kata dia.

JK mengatakan di Indonesia memiliki potensi tenaga hydro dan geothermal. Sayangnya, untuk mengembangkan tenaga hydro membutuhkan biaya yang sangat besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement