REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Otoritas Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali memasang satu unit alat pemantau suhu tubuh atau thermal scanner di jalur kedatangan internasional. Hal ini dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) di Pulau Dewata.
"Khusus penumpang dari penerbangan Korea Selatan yang melewati pintu masuk kedatangan akan melalui alat tersebut," kata Wakil General Manager Bandara Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita kepada Republika, Rabu (10/6).
Alat pendeteksi tersebut akan memberi peringatan bagi penumpang yang suhu tubuhnya melebihi batas normal. Alat yang baru diaktifkan tiga hari itu sejauh ini belum mendeteksi adanya penumpang asal Negeri Gingseng yang terindikasi menderita MERS.
Selain menyediakan alat dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Bandara, pihak bandara juga melakukan pengaturan penerbangan, seperti sistem parkir pesawat (parking stand) penerbangan asal Korea Selatan.
Ardita menambahkan pihaknya juga bekerja sama dengan pusat informasi bandara-bandara internasional yang ada di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia.
Penumpang asal Korea Selatan yang kemungkinan terbang dari Singapura atau Malaysia menuju Indonesia, khususnya Bali juga melakukan antisipasi dini. Mereka akan saling mengabarkan jika ada penemuan penderita MERS secara real time online.
Warga Korea Selatan masuk ke dalam 10 besar wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali. Sepanjang Januari-Desember 2014, Korea Selatan menempati posisi keenam dengan 146.049 wisman setelah Australia, Cina, Malaysia, Jepang, dan Singapura. Apalagi, mulai tahun ini pemerintah sudah memberlakukan kebijakan bebas visa untuk wisman, termasuk asal Korea Selatan.
Penyakit MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona, sejenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. Sebab itu, gejalanya pun tak berbeda jauh dengan SARS, seperti demam, bersin, dan batuk yang berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius.
Penyebaran yang begitu luas sejak 2012 membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya. Wabah MERS di Korea pertama kali dilaporkan 20 Mei lalu. Ini kemudian mendorong ketakutan masyarakat yang berujung pada diliburkannya lebih dari seribu sekolah.
Ribuan wisatawan membatalkan rencananya berkunjung ke Korea. Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan travel warning agar warga negara Indonesis sementara tidak mengunjungi negara tersebut.