Kamis 11 Jun 2015 09:15 WIB

Pilih Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso, Jokowi Dinilai Tepat

Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan pembaretan ke Presiden Jokowi.
Foto: Republika
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan pembaretan ke Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Keputusan Presiden Joko Widodo mengajukan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI dan Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sudah tepat, kata pengamat. "Dua figur itu telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam UU dan memiliki rekam jejak yang baik," kata pengamat hukum dan politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Nicolaus Pira Bunga di Kupang, Rabu (10/6).

Menurut masiswa program doktoral di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu, pilihan itu bukan sekadar karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki hak prerogatif, tetapi ia yakin Presiden sudah mempertimbangkan rekam jejak dan kompetensi sebelum memutuskan untuk menujuk seseorang.

Sutiyoso, kata dia, sebelumnya bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat sebagai Wakil Komandan Jenderal, karena itu pasti memiliki pengalaman intelijen dan komitmen. "Kinerjanya telah teruji saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia terbiasa bekerja keras," kata Pira Bunga.

Demikian pula dengan Gatot Nurmantyo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Jenderal bintang empat itu memiliki karier cemerlang di TNI AD dengan menduduki sejumlah jabatan strategis. Sebelum menjabat KSAD, Gatot memimpin satuan tempur Kostrad.

Lulusan Akademi Militer 1982 itu pernah juga memimpin komando teritorial yakni Kodam V/Brawijaya dan lembaga pendidikan sebagai Gubernur Akmil dan Komandan Kodiklat TNI AD. Dengan berbagai pengalamannya yang lengkap dari satuan tempur, satuan teritorial, serta satuan pendidikan, diharapkan Gatot dapat semakin membawa TNI yang saat ini sedang dalam proses modernisasi alutsista besar-besaran menjadi TNI yang modern, tangguh, dan disegani.

"Bukan cuma itu, pilihan Presiden itu juga sudah melalui pertimbangan terutama untuk perkuatan organisasi TNI setelah menghitung situasi geopolitik dan geostrategis terkini, sehingga kita berharap DPR dapat memberikan persetujuan di paripurna nanti," kata Pira Bunga.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement