REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah santri Pondok Pesantren Yayasan Badahiyatul Falah, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami keracunan yang diduga setelah menyantap makanan lauk pauk pepes ikan bersama nasi.
"Dari 27 santri yang ikut makan saat itu, hanya 11 santri yang mengalami gejala keracunan," kata Petugas Surveilance, Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Ade Rohimat kepada wartawan, Selasa (9/6).
Ia menuturkan, santri yang mengalami keracuunan itu diketahui Senin (8/6) sekitar pukul 21.00 WIB atau sekitar dua jam setelah menyantap makanan.
Para santri itu mengeluhkan sakit yang sama yakni mual, mulas, pusing, buang air, serta muntah-muntah. "Awalnya mereka berpikiran masuk angin sehingga tidak langsung berobat, namun karena parah akhirnya mereka dibawa ke Puskesmas Sindangratu, Kecamatan Pakenjeng," katanya.
Ia mengatakan, santri yang mengalami keracunan masih mendapatkan penanganan medis di Puskesmas, dua diantaranya dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut karena kondisinya cukup parah. "Mereka sudah ditangani di Puskesmas, namun untuuk dua orang pasien dirujuk ke RSU Garut," kata Ade.
Ia mengungkapkan, berdasarkan keterangan sejumlah santri, saat makan merasakan tidak enak atau basi pada pepes ikan. Namun upaya membuktikannya, kata dia, perlu dilakukan uji laboratorium dengan mengambil sisa muntahan korban keracunan itu.
"Dugaan sementara karena keracunan lauk berupa pepes ikan, namun sayangnya sampel dari pepes ikan sudah habis sehingga kami mengambil muntahannya saja untuk diperiksa," katanya.