Selasa 09 Jun 2015 17:50 WIB

1.500 Rumah Warga Miskin Tangerang Ditargetkan Teraliri Listrik

Sejumlah pekerja memperbaiki kabel listrik dengan menggunakan eskavator di Kawasan Pluit, Jakarta Utara, Selasa (20/1). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah pekerja memperbaiki kabel listrik dengan menggunakan eskavator di Kawasan Pluit, Jakarta Utara, Selasa (20/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 1.500 rumah warga miskin ditargetkan akan terpasang listrik pada 2015 ini. Target itu merupakan bagian dari program pemasangan listrik masuk desa di Kabupaten Tangerang, Banten.

"Saat ini program itu tetap berjalan, tapi masih ada kendala berupa pembelian kabel," kata Kabid Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Tangerang Ujang Sudiarto di Tangerang, Selasa (9/6).

Ujang mengatakan, kendala tersebut karena pembelian kabel dari PT PLN per paket Rp 420 ribu di antaranya berisi kabel, travometer serta peralatan penunjang lainnya. Namun kabel yang dibeli itu panjangnya hanya 15 meter, sedangkan jarang rumah warga dengan tiang kadang lebih dari 30 meter, ini yang menjadi persoalan.

Menurut dia, Disperindag telah menjalani program listrik masuk desa tersebut karena untuk menerangi rumah warga teruma bagi penduduk miskin. Sedangkan upaya tersebut merupakan salah satu program unggulan Pemkab Tangerang agar rumah warga miskin dapat terang pada malam hari dengan adanya penerangan listrik.

Disperindag, kata dia, tidak dapat membebani kekurangan kabel tersebut kepada penduduk karena dianggap memberatkan keuangan mereka. Padahal, warga miskin itu tidak dikenakan mengeluarkan biaya atas pemasangan aliran listrik ke rumah mereka karena sudah dianggarkan oleh Pemkab Tangerang melalui APBD setempat.

Untuk mengatasinya, Disperindag melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan setempat supaya dapat mencari solusi terbaik. Akibat kendala itu, maka baru terpasang aliran listrik sebanyak 52 rumah penduduk miskin.

Ia juga menyesalkan ada oknum yang meminta uang kepada warga sebelum pemasangan aliran listrik tersebut dengan alasan biaya transpostasi dan admistrasi. "Tidak diperkenankan pihak manapun untuk meminta uang dalam program listrik masuk desa itu, karena gratis dan telah dibiayai melalui APBD," katanya. Untuk sementara, bagi warga yang belum mendapatkan aliran listrik terpaksa bergabung dengan tetangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement