Senin 08 Jun 2015 19:36 WIB

Warga Khawatir Kenaikan Harga 'Kepokmas' Bareng 'Musim' Daftar Sekolah

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Harga sembako melonjak.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Harga sembako melonjak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyusul kenaikan harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas), warga Kota Semarang mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam.

Warga mengaku kenaikan harga menjelang Ramadhan ini sangat memberatkan mereka dalam megelola uang belanja. Karena momentumnya yang dianggap kurang tepat.

"Karena Ramadhan kali ini juga berbarengan dengan penerimaan siswa baru," ungkap Sri Maryani (38), ibu rumah tangga warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Senin (8/6).

Ia mengamini, harga sejumlah komoditas pokok cenderung mengalami kenaikan setiap menjelang Ramadhan. Biasanya harga ini baru turun pada pertengahan Ramadan.

Namun harga komoditas pokok ini bakal kembali melonjak menjelang hari raya Idul Fitri. Karena lonjakan kebutuhan masyarakat untuk persediaan lebaran.

Persoalannya, pada Ramadhan kali ini ia juga harus mendaftarkan sekolah anaknya untuk masuk SMP. "Sudah pasti kebutuhan saya akan bertambah," ungkapnya.

Hal ini diamini oleh Wisnu (37), warga Sumur Rejo, Kecamatan Gunungpati. Pada tahun ajaran baru ini pengelolaan uang keluarga memang harus lebih cermat.

Apalagi di pasaran harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok terus mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami kenaikan.

Di satu sisi, sebagai orang tua, ia juga harus mengeluarkan kebutuhan biaya pendidikan untuk putranya yang kali ini harus masuk ke SD. Makanya pemerintah harus turun tangan untuk menyikapi kenaikan harga kepokmas di tengah- tengah masyarakat. Karena beban kebutuhan hidup juga bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement