Senin 08 Jun 2015 13:31 WIB

Menlu: Islam dan Demokrasi Bisa Berjalan Beriringan

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pembukaan acara "Workshop on Democracy and Innovation in Good Governance" mengatakan, nilai-nilai Islam dan demokrasi dapat diterapkan atau berjalan beriringan di suatu negara. Salah satu wujud nyatanya, kata dia, yakni di Indonesia.

"Indonesia memberi contoh bahwa Islam dan demokrasi itu bisa berdampingan. Tidak ada keraguan karena hampir 90 persen penduduk Indonesia adalah Muslim, dan demokrasi berjalan dengan baik di Indonesia," kata Menlu Retno di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin (8/6).

Menurut dia, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia telah membuktikan bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan. Oleh karena itu, kata Menlu, Indonesia melalui berbagai forum internasional selalu berupaya berbagi pengalaman dan praktik terbaik tentang pembangunan demokrasi, khususnya dengan negara-negara berkembang dan negara-negara Islam di dunia.

"Indonesia ingin menularkan pengalaman dan praktik-praktik yang dilakukan (dalam pembangunan demokrasi) dengan berbagai cara," ujar dia.

Kegiatan "International Workshop on Democracy and Innovation in Good Governance" itu diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik Kemlu RI dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Menlu Retno menyebutkan bahwa lokakarya internasional itu diikuti oleh 21 peserta dari 16 negara dari kawasan Asia, Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement