Jumat 05 Jun 2015 16:46 WIB

Pemprov Sumbar Tolak Impor Bawang

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Angga Indrawan
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatra Barat (Disperindag Sumbar) menyatakan tidak akan melakukan impor bawang dan cabai. Sebelumnya, pemerintah pusat mengeluarkan opsi impor untuk mengendalikan harga menjelang Ramadhan.

Kepala Disperindag Sumbar, Mudrika mengatakan, stok bawang dan cabai di Sumbar aman. "Untuk cabai kita tidak akan impor mengingat dalam waktu dekat akan ada panen raya. Sementara untuk bawang ketersediaan kita cukup dan bahkan surplus," kata dia di Padang, Jumat (5/6).

Berdasarkan data dari Disperindag Sumbar, Mudrika mengatakan, stok cabai merah stok selama Ramadhan diperkirakan mencapai 4.320 ton, sementara kebutuhan hanya 3.006 ton, sehingga masih surplus 1.254 ton. Sedangkan stok untuk bawang merah mencapai 3.644 ton, sedangkan kebutuhan pasar 1.837 ton, sehingga masih surplus 1.807 ton.

"Kita bisa lihat, belum perlu penambahan cabai dan bawang melalui impor," ujarnya.

Namun Mudrika menuturkan, gejolak selama Ramadhan tidak daat diprediksi. Sehingga, ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan dibutuhkan suntikan melalui impor.

Sementara itu, berdasarkan data Disperindag Sumbar, selain cabai merah dan bawang, komoditi pangan lain di Sumbar yang mengalami surplus seperti, beras surplus 95 ribu ton, karena stok mencapai 140 ribu ton, sedangkan kebutuhan hanya 45 ribu ton.

Kedua minyak goreng, dengan jumlah stok per bulan 8.800 ton, kebutuhan 8 ribu ton, sehingga surplus 800 ton. Ketiga, daging sapi, jumlah stok 969 ton, kebutuhan hanua 695 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement