Kamis 04 Jun 2015 17:15 WIB

Ini Alasan Menham Ingin Beli Helikopter Chinook

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai salah satu ancaman nyata yang dihadapi Indonesia adalah adanya potensi bencana alam.

Untuk itu, diperlukan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang memadai terutama terkait kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana alam.

Dengan alasan itulah, saat berkunjung ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Ryamizard sempat melakukan kunjungan ke pabrik pembuat helikopter dan pesawat, PT Boeing.

Selain itu, Menhan juga mengungkapnakn ketertarikannya untuk bisa membeli salah satu produk andalan dari pabrik tersebut, yaitu helikopter angkut kelas berat Chinook.

Pemilihan helikopter angkut kelas berat ini bukan tanpa alasan. Dengan besarnya kemampuan daya angkut, yang mencapai 10,5 juta ton, Chinook diharapkan bisa mendukung gerak pemerintah dalam menanggulangi bencana alam secara cepat. Hal ini pun berkaitan dengan tugas TNI dalam menjalankan Operasi Militer Selain Perang.

''Pemilihan pembelian alutsista yang kami butuhkan itu berdasarkan hakekat ancaman. Nah, salah satu ancaman kan bencana alam,'' katanya di Kantor Kemenhan, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut, Ryamizard memberi contoh, saat kejadian bencana longsor di Banjarnegara, beberapa waktu lalu, petugas evakuasi yang terdiri dari TNI dan lembaga terkait lainnya sempat mengalami kendala dalam melakukan evakuasi korban. Hal ini tidak terlepas dari minimnya peralatan yang digunakan oleh para tim penyelamat.

Untuk itu, helikopter angkut kelas berat ini nantinya bisa membawa alat-alat berat ke lokasi bencana dan kemudian melakukan evakuasi korban dari bencana alam tersebut. Ryamizard pun tidak khawatir dengan harga satu unit helikopter Chinook, yang mencapai 29 juta dollar as.

''Beli Chinook memang mahal, tapi nyawa orang jauh lebih mahal lagi,'' ujar mantan Pangkostrad tersebut.

Tidak hanya itu, Ryamizard pun tidak ingin keterbatasan alat seperti yang terjadi dalam penanganan bencana tsunami Aceh silam kembali terulang. Pada saat itu, pemerintah harus menyewa helikopter angkut jenis Antonov dari pihak swasta untuk bisa melakukan evakuasi korban.

Selain demi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, pengunaan helikopter angkut kelas berat ini juga bisa digunakan untuk mengangkut prajurit dalam jumlah besar. Chinook memang menjadi salah satu primadona alutsista buatan Amerika Serikat.

Helikopter angkut ini bisa membawa sekitar 55 pasukan tempur bersenjata lengkap dan diawaki oleh tiga kru, pilot, co pilot, dan flight engineer.

Sebelumnya, Kemenhan memang berencana mendatangkan empat unit helikopter angkut kelas berat, termasuk pilihannya adalah helikopter Chinook ini dari PT Boeing. Namun, hingga kini, Kemenhan masih terus melakukan kajian terkait pemilihan helikopter tersebut dan belum melakukan pemesanan secara khusus kepada PT Boeing.

Kendati begitu, keinginan pengadaan helikopter angkut sekelas Chinook direncanakan pada Rencana Strategis (Renstra) II, yaitu pada 2015 hingga 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement