REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON –- Para petani di berbagai daerah akan memasuki masa panen. Mereka pun berharap pemerintah tidak melakukan impor bawang merah karena akan menjatuhkan harga bawang merah di tingkat petani.
"Kami berharap impor bawang merah ditahan dulu. Jangan buru-buru impor," tutur Sekjen Dewan Bawang Nasional, Mudatsir, kepada Republika, Kamis (4/6).
Mudatsir menilai, rencana impor bawang merah tidak relevan dilakukan saat ini. Sebab dalam waktu seminggu kedepan, para petani di berbagai daerah akan segera melakukan panen bawang merah. Bahkan, panen itu akan terus berlangsung hingga akhir tahun mendatang.
Tak hanya itu, lanjut Mudatsir, harga bawang merah di tingkat petani saat ini pun sudah mulai turun. Yakni dari kisaran Rp 18 ribu – Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 15 ribu – Rp 16 ribu per kg. Untuk mencegah agar harga bawang merah tak semakin turun saat panen, maka impor memang tak diperlukan.
"Dari sisi produksi, kita pun masih surplus," tegas Mudatsir.
Mudatsir menyebutkan, produksi bawang merah pada Juni ini diperkirakan mencapai 80 ribu – 85 ribu ton. Sedangkan kebutuhannya hanya 75 ribu – 80 ribu ton.
Mudatsir mengakui, produksi bawang merah pada Maret, April dan Mei memang mengalami kekurangan. Pasalnya, para petani banyak yang belum panen. Kondisi itu yang akhirnya membuat harga bawang merah mengalami kenaikan.
"Tapi Maret, April dan Mei sudah kita lewati. Di Juni ini kita akan segera panen," terang Mudatsir.