REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 70 persen orangutan berada di luar kawasan konservasi. Menurut Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Bambang Dahono Adji, kondisi itu disebabkan habitat orangutan yang semakin tertekan.
"Ini menjadi kendala, dan terjadi di beberapa tempat. Belum lagi bicara budaya, di Kalimantan Timur bahkan katanya orangutan bisa dimakan," ungkap Bambang, dalam Policy and Practice Forum bertema 'Upaya Menjaga Kelestarian Populasi dan Melindungi Habitat Orangutan di Kalimantan', di Jakarta, Rabu, (3/6).
Baginya, berbagai upaya harus terus dilakukan. Tak hanya oleh pelaku konservasi tapi juga dukungan dari semua pihak termasuk akademisi konservasi orang hutan.
Ia tak memungkiri, tantangan konservasi orang hutan memang sangat berat. Sebanyak 1-1,5 persen habitat orangutan pun sudah hilang di Sumatera. Di Kalimantan sendiri, sebanyak 1,5-2 persen habitatnya hilang, akibat konservasi lahan hutan, illegal loging, dan perambahan.
Bambang berharap, dukungan publik meningkat, peraturan kebijakan serta pendataan pun lebih disempurnakan. "Peningkatan peran pemerintah juga diperlukan," tambahnya.