Rabu 03 Jun 2015 22:50 WIB

Pemerintah Tegaskan Stok Beras Aman Enam Bulan ke Depan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: M Akbar
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil (kiri) serta Menteri Perindustrian Saleh Husin (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan diskusi dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil (kiri) serta Menteri Perindustrian Saleh Husin (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan diskusi dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan ketersediaan beras untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri aman. Tak seperti cabai dan bawang merah, untuk beras, pemerintah tak akan melakukan impor.

"Cadangan beras aman sampai enam bulan ke depan," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil di Kantor Presiden, Rabu (3/6).

Kepala Bulog Lenny Sugihat mengatakan, stok beras yang tersedia saat ini ada 1,5 juta ton. Meski stok aman, kata dia, pemerintah harus tetap waspada terkait kemungkinan adanya penimbunan dan permainan harga.

Oleh karenanya, demi menjaga stok dan harga tetap aman, kata Lenny, pihaknya juga bekerjasama dengan Polri, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan.

"Kan kalau lebaran biasanya angkutan yang membawa sembako diprioritaskan. Maksudnya supaya tidak terjadi kekurangan di salah satu tempat, di tempat lain mengalami kelebihan," katanya.

Bulog, lanjut Lenny, juga telah aktif melakukan pemerataan stok supaya jelang Ramadhan stok sudah tersedia di semua pasar.

Berbicara terpisah, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya akan memperketat pengawasan di lapangan untuk mengantisipasi kemungkinan penimbunan, penyelundupan dan pengoplosan. 

"Jelang puasa dan lebaran ada kegiatan cipta kondisi untuk memantau situasi yang membuat keresahan di masyarakat," kata Badrodin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement