Rabu 03 Jun 2015 21:09 WIB

Pasca-Insiden, Menhub Minta Garuda Evaluasi Operasinya

Rep: c84/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat Garuda parkir di Bandara Soekarno Hatta,Cengkareng, Banten.
Foto: Republika/Musiron
Pesawat Garuda parkir di Bandara Soekarno Hatta,Cengkareng, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta Garuda Indonesia untuk meriview lagi operasinya dan juga briefing yang dilakukan agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diharapkan.

Hal tersebut ia katakan setelah terjadinya insiden tergelincirnya pesawat Garuda bernomor penerbangan GA-618 di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa (2/6) kemarin.

"Saya meminta Dirut Garuda untuk meriview lagi  operasinya, dan briefingnya bagaimana, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan," ujarnya saat berbincang kepada wartawan di Kantor Kemenhub, Rabu (3/6).

Ia memandang insiden tergelincirnya pesawat Garuda yang sudah terjadi dua kali dalam beberapa bulan terakhir tentu tidak bisa dianggap remeh. Sebelum insiden di Makassar, Pesawat Garuda GA7040 tujuan Denpasar-Lombok juga tergelincir sewaktu mendarat di Bandara Internasional Lombok, pada Februari lalu.

"Prinsipnya diriview lagi tentang operasinya supaya bisa lebih hati-hati. Kok ini bisa dua kali (terjadi), Alhamdulillah tidak ada korban," lanjutnya.

Jonan menjelaskan, semua badan usaha transportasi fokusnya harus pada operasi, dan fokus operasi yang paling penting adalah keselamatan. Ia meminta jangan fokusnya malah ke investasinya nanti operasinya tidak diurus dengan baik.

"Nomor satu di badan usaha transportasi adalah bertanggung jawab dan meyakinkan operasi transportasinya yang dijalankan terjamin keselamatannya semaksimal mungkin, kalau orientasinya bukan seperti itu saya kira keliru," ungkap Jonan.

Mengantisipasi insiden tersebut terulang kembali, menurutnya Jonan dalam setiap badan usaha transportasi memerlukan adanya direktorat khusus keselamatan yang bertanggungjawab penuh terhadap keselamatan para penumpang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement