Rabu 03 Jun 2015 18:50 WIB

Enam Tahun di Kandang Sapi, Keluarga Purwanto Dapat Bantuan

Rep: C97/ Red: Ilham
Kandang Sapi (ilustrasi)
Foto: AFP
Kandang Sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Purwanto (37) bersama istri dan kedua anaknya tinggal di kandang sapi dan ayam yang dimodifikasi menjadi rumah. Karena itu, aroma kotoran hewan cukup menyengat di sekitar rumah yang terletak di Dusun Kepitu RT 5, RW 18, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman.

Purwanto memgaku sudah tinggal di tempat tersebut selama enam tahun. Kondisi ini terpaksa ia jalani karena tidak ada lagi tempat tinggal yang bisa mereka huni.

Purwanto dan keluarganya harus mandi di kali karena tidak punya jamban. Selain itu, sambungan listrik pun masing menumpang pada tetangga. Ditambah ia selalu kebingungan untuk mengungsi saat terjadi hujan lebat dan angin kencang.

Purwanto bukanlah ayah yang tidak pernah berusaha merubah nasib. Bahkan, Ia pernah merantau ke Jakarta selama enam tahun. Tapi karena tidak berhasil, akhirnya ia kembali ke tempat mertuanya di Sleman. "Awalnya mau kembali ke rumah orang tua di Wonosari. Tapi tidak jadi. Malu," ungkapnya pada awak media saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/6).

Saat masih tinggal di Jakarta, ia memboyong istrinya, Ani Sudarwati (34) dan juga putri bungsunya, Andini Puspitasari (11). Karena setiap hari hasil kerjanya selalu terpakai untuk kebutuhan keluarga, ia tidak pernah bisa menabung. Akhirnya, Purwanto pulang ke Jogja tanpa bekal yang banyak.

Pria asli Wonosari, Gunung Kidul ini akhirnya menempati tanah kosong milik kas desa dengan biaya sewa Rp 120 ribu per tahun. Meskipun tinggal bersama sapi, ternyata hewan tersebut juga bukan miliknya. Purwanto hanya mengurusinya saja.

Dengan uang dua juta rupiah, Purwanto membangun rumah berdinding bambu dan beratap seng di tanah seluas 48 meter persegi itu. Selama ini, keluarganya terus bertahan tinggal di rumah tersebut. Meskipun tidak begitu menyenangkan, setelah tiga tahun tinggal di kandang sapi, Purwanto memiliki anak kedua. "Karena ada anak-anak jadi semangat," ujarnya.

 

Saat ini, putra keduanya, Hafiz Pandu Faturohman sudah berusia tiga tahun. Sedangkan anak sulungnya tumbuh kembang menjadi murid berprestasi di sekolah. Setiap tahun Andini selalu menjadi juara kelas. Melihat kedua anaknya yang semakin tumbuh besar, Purwanto berkeinginan untuk memiliki rumah yang layak huni.

"Anak pertama juga minta dibangunkan rumah yang layak. Karena banyak temannya yang ingin belajar bersamanya. Malu kalau rumahnya seperti ini," tutur Purwanto.

Purwanto kini bekerja sebagai penjual mie ayam dan bakso. Sudah lima tahun. Setiap harinya ia mengumpulkan uang untuk membangun rumah. "Setidaknya sehari bisa kumpul Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Kalau ramai sampai Rp 90 ribu," tutur Purwanto menceritakan kondisinya.

 

Saat ini keluarga Purwanto sudah diusulkan untuk mendapat bantuan renovasi rumah oleh Kepala Dusun Kepitu. Bahkan, sudah ada petugas yang mensurvei rumahnya. "Sudah tiga minggu lalu diusulkan," ujar Purwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement