REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Moderator Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) yang sekaligus Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin, mengkritisi cara penanggulangan teroris di Indonesia. Din menilai pemerintah Indonesia harus memperbaiki cara-cara penangkapan para terduga teroris yang dinilainya tak tepat.
"Sebaiknya juga diatasi dengan cara-cara Indonesia, itu yang kita pesankan ke BNPT, Densus 88 bisa menanggulangginya dengan cara-cara Indonesia," kata Din saat menghadiri acara ACRP di Bandung, Rabu (3/6).
Selama ini, lanjut Din, para terduga teroris yang ditangkap justru malah tewas di tangan aparat keamanan. Menurut dia, aparat keamanan seharusnya menangkap para terduga teroris tersebut untuk dimintai keterangan maupun informasi.
"Cara-cara Indonesia, kita ingin tahu siapa mereka yang dituduh itu sehingga kita berbicara. Kami yakin, kalau kita tau siapa orangnya, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh Islam bisa berbicara dan mungkin mereka akan menyadari," jelas Din.
Kendati demikian, Din pun menegaskan pentingnya upaya untuk melawan dan memerangi terorisme di Indonesia. Namun, perlawanan tersebut harus dilakukan dengan cara yang tepat.
Menurut dia, dengan cara penanganan terorisme yang dilakukan saat ini justru dapat mempersubur kegiatan terorisme di tanah air. "Buktinya ada program deredakilisasi tapi radikalisasi masih ada. Nah ini yang harus dievaluasi, dikoreksi," kata Din.