Rabu 03 Jun 2015 16:33 WIB

Ini Penyebab Jakarta Masih Diguyur Hujan pada Bulan Juni

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
BMKG
BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena hujan yang terjadi di Jakarta pada Selasa (2/6) malam hingga Rabu (3/6). Padahal, curah hujan di Indonesia mulai tergolong jarang.

Kepala BMKG, Andi Eka Sakya mengatakan saat ini matahari ada di Belahan Bumi Utara (BBU), sehingga suhu udara BBU lebih hangat (daerah takana rendah).

Pola aliran angin menjadi dominan dari belahan bumi selatan (BBS) ke BBU yaitu dari arah tenggara di BBS berbelok ke arah timur laut di BBU setelah menyeberang ekuator.

Ia melanjutkan, angin dari BBS merupakan angin kering (dari Australia). Untuk itu, terjadi pola sebaran angin di Jawa Barat (Jabar) bagian utara.

Sehingga, potensi pertumbuhan (tutupan) awan menjadi kurang dan radiasi matahari langsung kepermukaan bumi yang dapat menjadikan suhu udara menjadi tinggi.

"Di Jakarta tercatat dalam 30 hari terakhir sehingga udara maksimal tertingi 34,6 derajat Celcius suhu udara minimal terendah 25 derajat Celcius dan suhu udara rata-rata harian 27-30 derajat Celcius," katanya.

"Dengan demikian, potensi hujan yang terjadi di sekitar Jakarta lebih bersifat lokal atau tidak merata dari efek proses konvektif setempat dan efek geografis topografi," jelasnya kepada Republika, Rabu (3/6).

Sementara ketika melihat pola angin yang ada di wilayah Jakarta dari BBS ke BBU tidak dipengaruhi oleh aliran udara dari wilayah India ke arah timur. Sehingga, suhu udara tinggi di Jakarta tidak dipengaruhi oleh fenomena suhu udara tinggi di India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement