Rabu 03 Jun 2015 11:53 WIB

Menpan RB: Kunci Sukses Nawacita Adalah Birokrasi

Rep: c 82/ Red: Indah Wulandari
100 Hari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi berbicara saat akan konfrensi pers 100 hari Kemenpan RB di Jakarta, Selasa (27/1).  (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
100 Hari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi berbicara saat akan konfrensi pers 100 hari Kemenpan RB di Jakarta, Selasa (27/1). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi menilai kunci kesuksesan program Nawacita pemerintahan Jokowi-JK terletak pada birokrasi.

"Saya sepakat apapun visi misi Nawacita, key factor-nya adalah birokrasi. Kalau birokrasi berbelit, tidak jalan, jauh dari harapan masyarakat, itu semua (Nawacita) hanya akan jadi dokumen yang sulit diwujudkan," kata Yuddy di Jakarta, Rabu (3/6).

Yuddy mengatakan, sebagai faktor penentu keberhasilan program pemerintah, maka kualitas sumber daya manusia aparatur harus terus diperbaiki. Menurutnya, para aparatur, seperti pegawai negeri sipil, anggota Polri dan TNI harus memiliki visi, misi dan cara pandang serta berperilaku yang baru.

"Inilah yang selama ini diwacanakan sebagai revolusi mental dan karakter. Aparatur pemerintah yang jadi lokomotif. Mereka harus betul-betul memiliki satu visi misi, persepsi, draft langkah yang sama dalam melaksanakan tugasnya," ujarnya.

Yuddy menambahkan, jika aparatur pemerintah sudah baik, dapat dipercaya, jujur, amanah, dan berintegritas, maka tidak akan sulit mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kemajuan nasional.

Oleh karena itu, Yuddy menekankan pentingnya pemerintahan Jokowi-JK untuk berfokus pada perubahan pola pikir jika ingin melakukan reformasi birokrasi.

Hal selanjutnya yang perlu diubah, kata Yuddy, yakni meluruskan tata struktur birokrasi yang berbelit, menyederhanakan yang rumit dan merampingkan struktur yang gemuk.

"Kita tidak lagi di era birokrat priyayi yang senang dilayani, menunggu. Kita di era pelayan rakyat, birokrat yang turun ke bawah, melihat anak buahnya, bersama masyarakat mencoba mencari solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi. Birokrat yang demikian tentu mengetahui apa yang dilakukan organisasinya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement