REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Jelang datangnya bulan suci Ramadhan, harga sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Harga daging dan telur merupakan yang paling tinggi mengalami kenaikan harga di pasar tradisional.
Kenaikkan harga daging dan telur bertepatan dengan perayaan penanggalan Jawa bulan Ruwah. Dalam tradisi Jawa, masyarakat melakukan kegiatan Sadranan. Kegiatan adat berupa ziarah disertai upacara kenduri syukuran. Dari acara ini mendorong kebutuhan akan daging dan telur meningkat.
''Dalam bahasa ekonomi, 'ilmu titen', atau pengalaman dagang begitulah, kalau permintaan barang bertambah, sedang stok atau pasok tetap, jelas otomatis harga bakal naik,'' tutur Susi Haryani (50) pedagang kebutuhan dapur di Pasar Gede, Klaten, Rabu (3/6).
Permintaan akan kebutuhan daging dan telur paling mencolok, belakangan ini. Seperti dagangan milik Susi, sejak pagi sudah habis satu kwintal telur. Dan, baru saja menambah satu kwintal lagi sudah ludes. Kemudian, hendak mencari barang lagi stok sudah tidak ada.
Demikian juga kebutuhan daging ayam. Begitu buka dasaran, langsung diserbu pembeli. Harga daging ayam Rp 29 ribu pada pagi hari, hari siang sudah naik menjadi Rp 30 ribu per kg.
Hanya saja,kenaikkan harga daging ayam sendiri sudah terjadi sejak sepekan lalu. Atau sejak memasuki bulan Ruwah. Dan, kenaikkan harga diperkira akan terus terjadi hingga pekan kedua bulan puasa.
Menurut Tri Widayati (56), pedagang daging ayam di Pasar Nusukan, Solo, mengaku stok daging ayam sejak beberapa hari ini sangat minim. Hal ini diduga karena panen dikandang sudah hampir selesai. Sehingga ayam potong yang siap dipanen tidak ada. Untuk harga, menurutnya, kemungkinan masih akan mengalami kenaikkan lagi.
Berdasar pengalaman perayaan bulan puasa tahun lalu, harga daging ayam mencapai Rp 35 ribu per kg. Jika stok terbatas, kemungkinan besar harga lebih dari itu. Perayaan nyadran kali ini, permintaan daging ayam potong (sayur) dan ayam kampung cukup tinggi.
Menjelang datangnya bulan puasa, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar juga naik. Kenaikkan harga paling mencolok terjadi pada gula pasir. Semula berkisar Rp 11.000, kini naik menjadi Rp 12.000 per kg.
Sri Suyati (57), pedagang sembako di Pasar Jungke Kabupaten Karanganyar, memprediksi kenaikkan harga akan terus berlanjut hingga jelang Ramadhan tiba. Kenaikkan harga gula diperkirakan akan disusul kenaikan harga sembako lain.
Seperti, beras dan minyak goreng. Terlebih memasuki bulan puasa, kemudian disusul Hari Raya Idul Fitri, kenaikkan harga sembako tidak bisa dihindari lagi.
''Mau gimana lagi. Kita sudah biasa dengan kondisi seperti ini. Setiap menjelang bulan puasa, selalu ada kenaikkan harga. Dilanjutkan, sampai lebaran. Terus begitu kondisi pasar selalu berputar. Kita tidak perlu kaget dengan keadaan,'' katanya.
Kenaikkan harga gula pasir ini dikeluhkan konsumen. Harga gula pasir mulai naik Rp 1.000 per kg. Angka kenaikkan ini memang cukup tinggi. Ini karena, sebelumnya hanya naik pada kisaran Rp 500 per kg.
''Kenaikkan cukup tinggi,'' ujar Indro (41), pedagang warung hik.
Kenaikkan itu diperkirakan bakal terus hingga usai Hari Raya Idul Fitri. Sekarang, sudah Rp 12.000 per kg. Harga ditingkat pengecer sudah sampai Rp 12.500 per kg.