Selasa 02 Jun 2015 23:23 WIB

Acara Puncak Waisak 2559 Jatuh pada Pukul 23.18 WIB

Rep: C21/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Foto: IndonesiaTravel
Perayaan Waisak di Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Waisak adalah hari suci umat Buddha untuk memperingati hari kelahiran sang Buddha, mencapai kesucian, dan meninggalnya. Karena bersamaan tanggalnya, dan hanya berbeda tahun jadi dikenal dengan istilah Tri Suci. Namun bukan menurut penanggalan dalam kalender masehi.

"Tapi menurut penanggalan Saka," ujar Pandita Vihara Buddhanesa, Suartini Prawira (71) kepada Republika, Selasa (2/6).

Acara puncak peringatan Tri Suci Waisak 2559 BE jatuh pada pukul 23.18 WIB  dan hanya akan melakukan ritual meditasi. Meditasi tersebut berisi dengan merenungkan kembali apa yang telah terjadi selama hidup di dunia. Ia mengatakan perenungan biasanya hanya dilakukan selama setengah jam.

Menurut seorang umat Buddha di Vihara Dhanagun, Kusuma (67) menjelaskan sedikit sejarah mengapa umat Budha memperingati Tri Suci. Waisak pertama dilakukan dahulu di dekat negara Nepal, yang sekarang masuk ke wilayah Hindia.

Waisak sendiri sebenarnya adalah nama bulan, yang pada satu waktu terjadi peristiwa lahirnya sang Budha, pencapaian kesucian sang Buddha, dan wafat di tanggal yang sama. "Sehingga namanya Tri Suci Waisak," ucapnya.

Kusuma menjelaskan perbedaan Konghuchu dan Buddha. Jika Konghuchu adalah seorang nabi yang lahir Tiongkok, sedangkan Budha lahirnya di Hindia. Sehingga Buddha masih ada tradisi orang India, jika Konghucu murni adat dari Cina.

Ia menjelaskan kenapa di Vihara kerap ramai oleh acara imlek. Kusuma mengutarakan, karena perayaan imlek adalah bentuk suatu tradisi etnik Cina. Jadi tidak ada perbedaan antara semuanya, karena mayoritas orang Cina bebas merayakan imlek. Seperti layaknya tahun baru secara masehi, yang dilakukan setiap 1 Januari.

"Baik itu beragama apapun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement