REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 65 persen saluran irigasi di Kabupaten Indramayu dalam kondisi rusak. Kondisi itu mengancam pelaksanaan musim tanam gadu (kemarau) di daerah lumbung padi nasional tersebut.
‘’Sebanyak 65 persen kerusakan ini tersebar di berbagai daerah di Indramayu,’’ ujar Kabid Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Dinas PSDA dan Tamben Kabupaten Indramayu, Karto, kepada Republika, Senin (1/6).
Karto menyebutkan, kerusakan itu berupa tanggul-tanggul saluran irigasi yang rendah sehingga membuat air yang seharusnya bisa mencapai areal persawahan justru menjadi limpas. Selain itu, kerusakan lainnya berupa sedimentasi atau pendangkalan yang tinggi di badan saluran yang membuat air tidak bisa tertampung secara maksimal.
Karto menambahkan, kerusakan jaringan irigasi lainnya yakni berupa rusaknya pintu-pintu air irigasi karena sudah tua. Kondisi itu menyebabkan tingkat debit air yang mengalir di saluran irigasi sulit dikendalikan.
‘’Kondisi ini jelas sangat berdampak pada pengairan ribuan hektare tanaman padi di musim tanam gadu,’’ kata Karto.
Berdasarkan pantauan, kerusakan saluran irigasi itu di antaranya terlihat di bendung Cileuis, Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu. Di daerah tersebut, saluran irigasi tampak jebol sehingga mengakibatkan banyak air yang terbuang dan tidak bisa sampai ke areal persawahan milik petani.