REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mencanangkan bulan Juni 2015 sebagai bulan kampanye menentang pekerja anak. Ini dilakukan untuk mencegah anak dijadikan pekerja di Indonesia.
Pencanangan ini, kata Hanif, juga bagian dari implementasi peta jalan menuju Indonesia bebas pekerja anak yang ditargetkan tercapai pada tahun 2022.
“Kami mendorong penghapusan pekerja anak, di mana ke depan para stake holder tidak lagi mempekerjakan anak dan mendorong mereka mengeluarkan pekerja anak sehingga dapat melanjutkan pendidikannya," katanya, Senin (1/6).
Guna mewujudkan Indonesia bebas pekerja anak tahun 2022, Kemenaker bekerja sama dengan berbagai lembaga dan kementerian terkait antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Selain itu, juga bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian RI.
Menurutnya, masih banyak anak Indonesia yang tak bisa menikmati hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan. Biasanya anak dari keluarga miskin bekerja sejak dini demi turut serta mencukupi kebutuhan keluarga.
"Ketidakberdayaan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-anak mereka terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya atau bahkan terjerumus dalam pekerjaan terburuk untuk anak," ujar Hanif.
Kegiatan terpadu sangat dibutuhkan agar upaya penghapusan pekerja anak dapat mencapai hasil maksimal dengan mengembalikan pekerja anak ke dunia pendidikan atau memperoleh pelatihan keterampilan sesuai dengan minatnya. Selain itu juga memberdayakan dan meningkatkan kualitas kehidupan keluarganya.
Indonesia telah meratifikasi konvensi Organisasi Pekerja Internasional (ILO) yang berkomitmen menghapus pekerja anak di seluruh dunia. ILO pada 2002 telah menetapkan 12 Juni sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak.
"Deklarasi ini merupakan wadah untuk menentang pekerja anak yang dilaksanakan sebagai agenda rutin setiap tahun. Namun kali ini kita tidak hanya memperingati satu hari, tapi satu bulan untuk menentang pekerja anak," ujarnya.