Ahad 31 May 2015 21:31 WIB

Pengungsi Rohingya Ingin Menetap di Negara Ketiga

Puluhan imigran etnis Rohingya, Myanmar dan Banglades berdoa usai melaksanakan shalat berjamaah di lokasi penampungan Imigrasi kelas I khusus Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/5).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Puluhan imigran etnis Rohingya, Myanmar dan Banglades berdoa usai melaksanakan shalat berjamaah di lokasi penampungan Imigrasi kelas I khusus Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR-- Pengungsi muslim Rohingya asal Myanmar berharap menetap di negara ketiga serta dapat menampung mereka untuk melanjutkan hidup mengingat konflik dan kekerasan di negaranya tidak kunjung selesai.

"Kami tidak ingin dikembalikan di negara kami sampai benar-benar damai seperti Indonesia. Kalau kami tetap kembali pasti akan dibunuh, kami berharap menetap dan berada di negara ketiga dalam mencari suaka," kata perwakilan Rohingya di Makassar H Muh Toyib, Ahad (31/5).

Usai silaturahim bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan dan Perwakilan Umat Buddha (Walubi) Sulsel di wisma Merah, jalan Pettarani III, dirinya mengharapkan diberikan suaka oleh negara ketiga untuk melanjutkan hidup.

"Pembantaian berat di Myanmar oleh pemerintahan sendiri melebihi kejadian di Palestina, karena masalah politik kami terpaksa mengungsi ke negara-negara termasuk di Indonesia agar tidak dibantai mereka," bebernya.

Ia berharap negara-negara ketiga seperti Australia, Swedia, Japan, Amerika Serikat, Belanda, Denmark, New Zeland dan Norwegia bisa menampung sesuai dengan persetujuan Komisioner Tinggi PBB kepada United Nations High Commissioner for Refugees atau UNHCR.

Diketahui badan ini berdiri bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan permintaan sebuah pemerintahan atau PBB kemudian untuk mendampingi para pengungsi tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat yang baru.

"Kami hanya mau mencari suaka untuk itu dengan harapan bantuan memfasilitasi kami yang sudah terkatung katung di beberapa negara termasuk Indonesia," harapnya.

Saat ditanya apakah Indonesia dapat menampung pengungsi Rohingya, kata dia, Indonesia dan Malaysia hanya sebagai negara transit sementara, karena sampai saat ini konflik dan pembantaian muslim Rohingya dan beberapa warga lainnya masih berlangsung disana.

"Saat ini kami masih menunggu kejelasan, kami bersyukur masih di terima di Indonesia. Kalaupun kami mau dipulangkan tentunya kondisi disana sudah aman dan damai seperti disini. Kami hanya menginginkan kedamaian," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement