Kamis 28 May 2015 22:58 WIB

BMKG Yogyakarta: Puncak Kemarau Terjadi Agustus

Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.
Foto: Antara/Feri Purnama
Petani menunjukkan kondisi tanah sawah padi berusia 30 hari yang mengalami gagal tanam akibat musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta memperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus.

Kepala BMKG Yogyakarta Bambang Suryo Santoso di Gunung Kidul, Kamis (28/5), mengatakan hujan ringan dalam beberapa hari terakhir karena gangguan cuaca di perairan.

"Puncak musim kemarau pada Agustus sampai September," kata Bambang saat menjadi pembicara dalam sosialisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan di Kabupaten Gunung Kidul.

Ia mengatakan pihaknya saat ini tengah mengamati kemungkinan adanya gangguan cuaca di wilayah DIY akibat el nino. Bila terjadi gangguan cuaca akibat el nino, maka rentang waktu kemarau bisa panjang.

"Saat ini masih cenderung moderat, pengaruhnya cuaca untuk saat ini masih berkisar 10 persen. Kami pantau terus pergerakannya," katanya.

Bambang mengatakan fenomena hujan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir disebabkan adanya gangguan cuaca regional, yang menyebabkan suhu air laut menghangat dan adanya tekanan udara rendah di wilayah Jawa Barat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya awan hujan di sekitar DIY.

"Kemungkinan hujan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Kami prediksi, hujan akan berlangsung 3-4 hari ke depan," katanya.

Namun demikian, fenomena anomali cuaca ini tidak memengaruhi masa awal musim kemarau yakni akhir April. Curah hujan saat ini kurang dari 50 mm. "Musim kemarau sudah terjadi karena curah hujan saat ini kurang dari 50 mm," katanya.

Sementara itu, Kabupaten Gunung Kidul yang menjadi langganan bencana kekeringan sudah mulai mempersiapkan diri. Menurut Kepala pelaksana Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Budhi Harjo, sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2013 bahwa bencana kekeringan masuk dalam ancaman bencana di Kabupaten Gunung Kidul.

"Kekeringan masuk dalam kategori bencana. Kawasan perbukitan adalah wilayah rawan kekeringan," katanya.

Ia mengatakan kawasan rawan kekeringan hampir merata dengan intensitas tinggi meliputi Kecamatan Purwosari, Panggang, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Girisubo, Rongkop, Semanu, Patuk, Gedangsari dan sebagian Wonosari. "Kekeringan hampir merata di seluruh kecamatan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement