REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Seorang ibu tiri, O (40 tahun), tersangka penjual anak tirinya yang masih berstatus pelajar NP (17 tahun) ke mucikari bernama M (39 tahun) yang juga seorang waria untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK) membantah menjerumuskan NP menjadi PSK.

Menurut O, dia sudah melarang saat tahu NP sering ke rumah prostitusi di di rumah prostitusi milik M alias S (39) diKampung Bojong RT5/20, Kelurahan Baktijata, Sukmajaya Kota Depok, Jawa Barat (Jabar).

''Tapi kalau dibilangin, justru galakkan dia. Dia itu anaknya memang begitu,'' kata O saat dihadirkan ke hadapan sejumlah wartawan di Mapolresta Depok, Kamis (28/5).

Menurut O, beberapa bulan lalu, NP mendatangi dirinya dan mengaku tidak lagi bekerja menemami pria minum miras. ''Dia mengaku kerja jadi sexy dancer. Katanya kalau habis perform, dia dapat uang dari penyelenggaranya. Itu alasan dia keluar malam yakni kerja jadi sexy dancer,'' ungkapnya.

Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho memastikan bahwa O yang menawarkan NP ke mucikari S untuk bekerja sebagai PSK melayani hidung belang. Hal itu dikarenakan karena faktor ekonomi. Menurut Teguh, sekali melayani hidung belang, NP dibayar Rp 1 Juta.

''Sebanyak Rp 600 ribu untuk NP, sisanya yakni Rp 400.000 untuk mucikari S dan O,'' terang Teguh.

Teguh menjelaskan O dibekuk polisi di rumahnya di kawasan Citayam, Rabu (27/5) dinihari, setelah sebelumnya pihaknya mengamankan NP dan S. Dalam kasus prostitusi terselubung yang melibatkan anak di bawah umur di Depok ini, polisi sudah menetapkan dua tersangka yakni M alias S, sang mucikari sekaligus pemilik rumah prostitusi serta O, ibu tiri dari NP, PSK ABG yang diamankan dari rumah tersebut Senin (25/5) malam.

Ikuti Whatsapp Channel Republika