Kamis 28 May 2015 12:45 WIB

Mendagri Temukan Tujuh Masalah di Perbatasan

Rep: Heri Purwata/ Red: Indah Wulandari
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Foto: Antara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan ada tujuh permasalahan yang dihadapi warga perbatasan.

"Adanya aktivitas lintas batas tradisional kesamaan budaya, adat dan keturunan di beberapa kawasan perbatasan menyebabkan pelintas batas tradisional sulit dicegah," kata Tjahjo di seminar nasional 'Pengembangan Kawasan Perbatasan Tahun 2015', Kamis (28/5).

Tjahjo yang juga Ketua Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) ini mengatakan, ada paradigma yang salah dan menganggap wilayah perbatasan sebagai 'halaman belakang' wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Paradigma ini membuat wilayah perbatasan menjadi daerah terisolir dan tertinggal.

Selain itu, terjadi kesenjangan pembangunan dengan negara tetangga, kehidupan masyarakat kawasan perbatasan  yang miskin infrastruktur membuat masyarakatnya berkiblat ke negara tetangga.

Karena itu, Tjahjo menegaskan, penegakan kedaulatan negara dan cinta Tanah Air harus ditegakkan. Implementasinya harus melibatkan berbagai unsur dan stakeholder.

Selain itu, kesadaran warga negara perbatasan yang merasakan pemerintah hadir di tengah-tengah mereka sangat menentukan terciptanya keutuhan wilayah Indonesia.

"Tergerusnya nasionalisme warga perbatasan dapat dilihat dan dibuktikan dengan tidak hafalnya warga perbatasan melafalkan Pancasila, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lebih memilih menggunakan uang asing ketimbang rupiah," tegasnya.

Camat Entikong Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat Suparman mengungkapkan, untuk meningkatkan rasa nasionalime dan cinta Tanah Air, dirinya melakukan kunjungan ke desa-desa di wilayahnya. Ia mengaku berkunjung ke desa-desa diikuti dengan menginap beberapa hari.

"Sebab kehadiran camat di desa-desa perbatasan merupakan kehadiran pemerintah Indonesia," kata Suparman.

Diungkapkan Suparman, masalah yang dihadapi warga di perbatasan adalah air bersih, listrik dan infrastruktur. "Saat ini masih ada desa di wilayah Kecamatan Entikong yang belum teraliri listrik," kata Suparman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement