Kamis 28 May 2015 06:00 WIB

Kue Soes yang Diduga Mengandung Zat Psikotropika Beredar di Kampus UMN

Rep: c 18/ Red: Indah Wulandari
Obat-obatan psikotropika. Ilustrasi
Foto: .
Obat-obatan psikotropika. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Dunia pendidikan digegerkan dengan temuan kue soes yang diduga mengandung zat psikotropika.

Berdasarkan penelusuran Republika, kue soes tersebut dijual seorang perempuan asal Filipina bernama Janet.

Janet menjajakan kue dagangannya itu di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Gading Serpong. Ia mengemasnya dalam toples bening dengan menawarkan langsung ke mahasiswa di kampus tersebut.

"Pekan lalu kami pernah ditawari kue itu," terang ES (21 tahun) seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual di UMN, Rabu (27/5).

ES mengatakan, satu toples kue soes itu dijual dengan harga Rp 50 ribu. Namun, kalau membeli tiga toples harganya Rp 120 ribu.

Awalnya, ES yang membeli kue bersama JD, AA, dan MP, mengaku tak mengetahui kalau kue yang dijual Janet diduga mengandung zat psikotropika. Keduanya baru mengetahui hal tersebut melalui brodcast BlackBerry Messenger (BBM) yang disebarkan oleh mahasiswa lain.

Usai mengonsumsi kue tersebut, AA mengaku sulit tidur. AA mengatakan, dia baru bisa tidur pada pukul 02.00 WIB. Padahal, biasanya ia tidur pukul 21.00 WIB.

"Itu sampai lima hari beturt-turut seperti itu," terang AA.

Rekan AA, MP juga mengalami efek samping usai mengonsumsi kue yang diduga mengandung narkoba tersebut. MP mengaku pikirannya tak karuan akibat memikirkan hal yang menurutnya sepele

"Saya jadi gelisah sepanjang hari," aku MP.

Penjualan kue yang dicurigai mengandung zat berbahaya tesebut diakui ES, JD, AA, dan MP membuat mahasiswa di lingkungan kampus waspada.

Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Slamet Pribadi membenarkan kalau penjualan narkoba berkedok kue itu memang sudah lama terjadi. Parahnya lagi, terang Slamet, penjualan dengan modus semacam ini memang sulit dideteksi.

Meski demikian, Slamet mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan peredaran kue semacam ini. Harga kue yang lebih mahal dari biasanya, disebut Slamet, menjadi salah satu indikatornya.

"Juga setelah mengonsumsi menimbulkan efek resah dan sulit tidur," terangnya.

Namun, Slamet mengaku belum bisa memastikan kue yang dijual benar mengandung narkoba. Meski demikian, BNN akan melakukan penelusuran lebih lanjut.

"Ini baru dugaan. Kita akan selidiki lebih dalam lagi," terang Slamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement