Rabu 27 May 2015 19:23 WIB

Ini Jawaban Penipuan di Sektor Properti Begitu Marak

Rep: C15/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perumahan (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perumahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog Universitas Indonesia, Roni Niti menilai maraknya penipuan berkedok penjualan rumah dan apartemen memang sulit dideteksi. Ratusan developer dan agen promosi membuat orang jadi mudah percaya dengan jual beli rumah dan apartemen.

Roni menilai, penipuan seperti ini menjadi marak juga karena dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, minimnya resiko membuat para pelaku penipuan memilih untuk berkedok penjualan rumah. Selain keuntungan yang berlipat, resiko dicari dab dikejar aparat kepolisian mungkin saja bisa diabaikan oleh para pelaku ini.

"Mereka bisa saja lari, kemudian berpikir kasus seperti ini bukan fokus dari aparat kepolisian. Apalagi, jangka waktu terendusnya penipuan ini memakan waktu cukup lama," ujar Roni saat dihubungi Republika, Rabu (27/6).

Kedua, bagi para pembeli susah membedakan mana agen yang melakukan penipuan mana yang tidak. Ratusan developer dan agen yang ada membuat mereka tidak terlintas akan penipuan. Apalagi, jika diiming imingi harga yang murah dan bonus yang berlipat.

Rumah disebut Roni sebagai kebutuhan primer, maka celah ini bisa dijadikan kelemahan dari si pembeli untuk tidak hati-hati memilih. Roni mengatakan, pembeli baru bisa sadar dan paham jika ini penipuan ketika ada pengungkapan kasus seperti ini.

Pasalnya, dalam pembuatan rumah dan apartemen bukan waktu yang sekejap. Dalam pembuatan rumah dan apartemen membutuhkan waktu tahunan. Para pembeli akhirnya baru tersadar hal tersebut penipuan dalam jangka waktu tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement