Rabu 27 May 2015 17:23 WIB

Debit Waduk Jatiluhur Menyusut

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ketinggian air di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Kabupaten Purwakarta, menurun dari sebelumnya 107 meter menjadi 106 meter, Kamis (7/6). PJT II Jatiluhur  meyakini air untuk kebutuhan pertanian selama musim gaduh tetap aman.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Ketinggian air di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Kabupaten Purwakarta, menurun dari sebelumnya 107 meter menjadi 106 meter, Kamis (7/6). PJT II Jatiluhur meyakini air untuk kebutuhan pertanian selama musim gaduh tetap aman.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Debit air Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengalami penyusutan. Hari ini, ketinggian air waduk tersebut sekitar 105,8 meter di atas permukaan laut, lebih rendah dari yang diperkirakan Perum Jasa Tirta (PJT) II, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugasi untuk pengelolaan waduk.

Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur Harry M Sungguh mengatakan, penyusutan saat kemarau ini memang di atas rencana, namun masih sangat wajar. "Rencana untuk bulan ini, ketinggian airnya sekitar 104,3 meter," ujar Harry, kepada Republika, Rabu (27/5).

Jadi, masih ada selisih 1,5 meter dari ketinggian rencana dengan realitas di lapangan. Menurutnya petani tak perlu khawatir.  Sebab, air di waduk ini masih cukup banyak.

Bahkan, diprediksi kalau tidak ada hujan sampai akhir tahun juga, air di waduk ini masih menyukupi untuk kebutuhan irigasi pertanian dan industri.

Pada musim kemarau pertama ini, PJT II Jatiluhur bertanggungjawab terhadap 242 ribu hektare sawah. Ribuan sawah itu, tersebar di empat kabupatan. Yakni, Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.

Dengan beban yang cukup tinggi ini, maka air yang digelontorkan saat musim kemarau juga meningkat. Hari ini, air keluar dari Waduk Jatiluhur mencapai 190 meter kubik per detik. Air yang keluar itu, di bagi ke tiga saluran air. Yakni, Tarum Barat, Tarum Utara dan Tarum Timur.

Kebutuhan untuk Tarum Barat, sekitar 45 meter kubik per detik. Ke Tarum Timur 55,5 meter kubik per detik. Sisanya, untuk kebutuhan Tarum Utara. Alasan besarnya air yang digelontorkan untuk Tarum Utara dan Timur, karena lahan sawah yang dilintasi saluran itu cukup luas.

"Tarum Utara, bebannya untuk mengairi 111 ribu hektare. Tarum Timur sampai 95 ribu hektare," ujar Harry. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement