REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengatakan semangat awal penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) telah terlupakan saat ini.
"KAA itu langkah awal membangun solidaritas negara yang baru merdeka setelah perang dunia kedua. Sayangnya semangat itu terlupakan," kata Megawati dalam pidato kebudayaan di acara Seminar International dan Roundtable Meeting tentang Arsip Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai Memory Of The World, yang diadakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Selasa (26/5).
Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengatakan ketika peringatan KAA berlangsung bulan lalu, ia telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar KAA bisa memperoleh ruhnya kembali.
KAA menurutnya bukan hanya membuat bangsa-bangsa didalamnya menjadi merdeka, namun semestinya mengambil sikap mengenai apa yang harus dilakukan setelah kemerdekaan itu diraih.
"Di abad ini banyak masalah yang harus dihadapi. Tidak cukup penyelenggaraan KAA dan setelah itu selesai. Makanya gagasan Bung Karno ada yang disebut gerakan non blok, yang membawa harapan baru agar dunia keluar dari ketegangan politik blok barat dan timur," jelas Megawati.
Sementara itu dalam acara Seminar International dan Roundtable Meeting tentang Arsip Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai Memory Of The World, ANRI mendaulat politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka dan putra Megawati Soekarnoputri, Muhammad Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip.
Kepala ANRI Mustari Irawan mengatakan penunjukkan Rieke dan Prananda Prabowo sebagai Duta Arsip pertama, seiring dengan peringatan Hari Kearsipan ke-44.