Senin 25 May 2015 16:21 WIB

NU Tolak Wacana Khilafah Islamiah di Indonesia

Rep: c08/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siroj.
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siroj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pangurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj mengatakan NU tidak sepakat dengan wacana yang menginginkan terbentuknya khilafah Islamiah di Indonesia. Menurut Kiyai Said, negara khilafah bukanlah solusi untuk pemecahan persoalan bangsa.

"Kita menolak bentuk aliran dan bentuk negara serta khilafah apapun kecuali khilafah nasionalis," kata Kiyai Said melalui akun twitter pribadinya @saidaqil, Jumat (22/5) lalu.

Kiyai Said menyebutkan, konsep negara Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara Islam lain termasuk negara Islam di Timur Tengah.

Sebab Indonesia yang saat ini merupakan negara dengan komitmen dengan amanah keagamaan dan komitmen kebangsaan membuat Indonesia tak mudah untuk dipecahbelah oleh pihak lain.

Ia kemudian menyebutkan negara-negara Islam Timur Tengah yang akhirnya justru hancur karena tidak memperhatikan komitmen kebangsaan. Bila Indonesia berubah menjadi konsep khilafah, Kiyai Said mengkhawatirkan Indonesia akan hancur.

Akibatnya, kata dia, justru membuat peradaban Islam itu sendiri lari dari konteks Islam yang sebenarnya. "Banyak negara Islam khususnya di Timur Tengah akibat tidak mempunyai komitmen untuk menyelamatkan bangsanya, sehingga negaranya hancur," ujar Kiyai Said mengingatkan.

Untuk itu, Kiyai Said mengajak segenap bangsa Indonesia khususnya umat Islam untuk sama-sama menjaga kedaulatan NKRI.

Terutama dari pengaruh paham ekstrim yang coba ditularkan kelompok militan ISIS yang juga mencoba memengaruhi pemikiran umat Islam Indonesia terutama kalangan muda untuk mau bergabung.

ISIS kata Kiyai Said bukanlah gerakan atas nama Agama. Justru sebaliknya ISIS disebut Kiyai Said semakin mencoreng dan merontokkan kebudayaan Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement