Senin 25 May 2015 13:37 WIB

Jokowi Harap Jamu Tembus Pasar Internasional

Minum jamu/ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Minum jamu/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berharap jamu menjadi salah satu ciri khas Indonesia. Karenanya, promosi jamu di pasar internasional dan industri nusantara bisa digenjot.

"Jamu merupakan warisan budaya kita. Saya kira kita harus secara serius mengembangkan jamu ini sebagai produk yang memberikan citra bahwa jamu adalah Indonesia dan Indonesia adalah jamu," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya sebelum membuka Musyawarah Nasional gabungan pengusaha jamu nasional ke-7 di Istana Negara, Senin (25/5).

Presiden mengatakan, selama ini penjualan jamu ke luar negeri masih terhambat. Penyebabnya karena ketatnya sistem proteksi untuk produk makanan dan minuman. "Namun jika produk ekspor jamu berupa aroma terapi masih bisa lebih mudah masuk ke pasar luar negeri," tutur Presiden Jokowi yang mengaku sudah rutin minum jamu temulawak dan jahe sejak 17 tahun yang lalu.

Selain itu, pemerintah juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan, pengawasan serta proteksi untuk memperbaiki industri jamu. "Untuk memajukan industri jamu Tanah Air, diharapkan pemerintah bisa mendapatkan informasi segala rintangan yang menahan berkembangnya industri jamu," dengan mengkoordinasikan sejumlah kementeriam yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata.

Demi mencegah pengakuan jamu oleh negara lain, Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk tidak lupa mematenkan jamu sebagai produk asli Indonesia. Menurut ketua Gabungan Pengusaha Jamu Nasional Charles Saerang, jamu merupakan aset nasional yang berpotensi besar, namun saat ini semakin ditinggalkan. "Untuk itu, jamu sebagai peninggalan leluhur harus dilestarikan dan dipromosikan," ujar Charles.

Charles juga memperkirakan industri jamu nasional tahun 2015 akan mendapatkan omzet hingga Rp15 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement