Ahad 24 May 2015 18:28 WIB

Habibie Dukung Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Dewan Kehormatan ICMI BJ Habibie.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Dewan Kehormatan ICMI BJ Habibie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia (RI) ke-3, Baharudin Jusuf Habibie, mendukung sepenuhnya rencana pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Sebelumnya, pemerintah memang terus melakukan kajian terkait rencana pembangunan PLTN.

Namun, rencana ini pembuatan PLTN ini masih mengundang pro-kontra di tengah-tengah masyarakat, terutama mengenai keselamatan dan keamanan dari PLTN tersebut. Kekhawatiran utama datang apabila PLTN tersebut mengalami kebocoran dan justru merusak alam yang berada di sekitarnya, sama seperti yang terjadi di Rusia ataupun Jepang.

Kendati begitu, Habibie menilai, keputusan pembuatan PLTN itu merupakan langkah yang tepat. Bahkan, Habibie pernah memimpin proses studi kelayakan untuk pengembangan lokasi wilayah pembangunan PLTN di Gunung Muria, Jawa Tengah. Selain itu, dulu ada pula Bapeten (Badan Pengawasan dan Pengembangan Tenaga Nuklir).

"Apa saja yang bisa membangkitkan listrik untuk Indonesia, yang murah, baik itu nuklir ataupun tenaga lainnya. You are welcome. Indonesia membutuhkan listriknya," kata Habibie usai berbicara dalam Sidang Paripurna Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di kediamannya, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (24/5).

Habibie menambahkan, tidak perlu khawatir terkait adanya potensi kebocoran yang melibatkan tenaga nuklir, seperti di Rusia dan Jepang. Mantan Menristek itu menyebut, apa yang terjadi di Rusia dan Jepang adalah murni kecelakaan. Di sisi lain, banyak negara yang terbukti mampu memanfaatkan pembangkit tenaga nuklir selama bertahun-tahun tanpa terjadi adanya gangguan, seperti di Prancis dan Amerika.

"Kuncinya ada di pengawasan. Jadi saya mau garis bawahi, menurut saya, nuklir okay, tidak ada masalah. Selama itu, Indonesia mendapatkan harga yang murah untuk listrik itu," katanya.

Pengawasan itu nantinya akan menjadi tugas dari Bapeten. Studi kelayakan pun perlu dilakukan sebelum melakukan pembangunan PLTN. Sebelumnya, Menristek, Muhamad Nasir, kembali mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun PLTN.

Saat ini, Kemenristek sudah menyiapkan riset dan pengembangan rekayasa daya ekseprimen nuclear power plant berkapasitas 30 Megawatt di Serpong, Tangerang. Menurut dia, Indonesia saat ini sudah memiliki tiga reaktor nuklir berskala kecil di Bandung, Serpong, dan Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement