Ahad 24 May 2015 16:54 WIB
Beras plastik

Isu Beras Sintetis Muncul Terkait Intelijen atau Keamanan Pangan

Rep: C32/ Red: Erik Purnama Putra
Pemerhati masalah pertanian dari IPB, Bustanul Arifin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pemerhati masalah pertanian dari IPB, Bustanul Arifin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerhati masalah pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bustanul Arifin menilai, dalam kasus temuan beras sintetis tidak mengarah kepada motif ekonomi. Menurut dia, jika pelaku penyebar beras sintetis memiliki motif ekonomi, maka harga beras sintetis tidak akan murah.

“Spekulasi saya, motif pelaku beras sintetis di sini ada agenda lain,” ungkap Bustanul kepada ROL, Ahad (24/5). Menurut dia, motif pelaku ada kemungkinan terkait politik, intelejen atau keamanan pangan atau mengancam gagalnya program pemerintah terkait ingin membuat beras analog.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selain yang sudah jelas temuan tersebut sudah bisa mengancam keamanan pangan namun juga ada hal lain. Menurut Bustanul, hal itu bisa mengancam keberhasilan program pemerintah mengenai produksi beras analog yang hingga kini masih dirintis.

“Dikhwatirkan motifnya bisa mengancam beras analog. Beras analog ini kan ibaratnya sama seperti beras sintetis, namun dicampur dengan bahan pangan yang sehat seperti singkong dan umbi-umbian. Tujuannya supaya ada keanekaragaman bahan pangan utama, jadi masyarakat Indonesia tidak selalu bergantung dengan beras,” jelas Bustanul.

Terkait masalah itu, lanjut dia, munculnya beras sintetis bisa mengurangi kepercayaan masyarakat nanti terhadap beras analog. Ditakutkan nantinya masyarakat akan ragu untuk mengkonsumsi beras analog karena serupa pembuatannya dengan beras sintetis atau yang dikenal dengan beras plastik, walaupun beras analog menggunakan bahan yang aman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement