Ahad 24 May 2015 14:59 WIB

Areal Pertanian di Selatan Sukabumi Terancam Kekeringan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dampak musim kemarau mulai dirasakan para petani di selatan Kabupaten Sukabumi. Sebab, dalam beberapa pekan terakhir tidak turun hujan di kawasan sentra pertanian Sukabumi tersebut.

"Sudah tiga pekan tidak turun hujan," ujar Ketua Kerukunan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada ROL Ahad (24/5).

Akibatnya, sarana pengairan untuk areal persawahan mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Kondisi ini lanjut Sahlan menyebabkan sebagian petani yang terlanjur menanam padi menjadi khawatir. Jika ke depan tidak juga turun hujan, maka lahan pertanian khususnya padi akan terancam gagal panen atau hasil panennya tidak maksimal.

Terlebih ujar Sahlan, areal pertanian di selatan Sukabumi sebagian besar adalah sawah tadah hujan. Sehingga sarana pengairannya tergantung pada turunnya hujan.

Sahlan mengungkapkan, sebagian petani lainnya telah beralih menanam kacang kedelai dan semangka yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Langkah ini dilakukan agar para petani tetap bertahan di tengah musim kemarau. Selain terancam kekeringan ujar Sahlan, petani juga menghadapi serangan hama merah atau ‘beureum’. Serangan hama ini uniknya hanya menyerang areal pertanian pada musim tanam kedua setelah panen.

"Kami masih menganalisis penyebab serangan hama ini," imbuh dia. Kasubag Program dan Perencanaan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Deti Setiawati menambahkan, para petani sebagian telah beralih menanam kedelai untuk menghadapi musim kemarau. Pada April lalu tercatat sebanyak 1.800 hektare areal pertanian di selatan Sukabumi yang ditanami kedelai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement