REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepala Humas PT Kereta Api (KAI) Daerah Operasi (Daop) II, Zunerfin mengatakan, jalur kereta di wilayah Daop II tidak terlalu terpengaruh kecelakaan kereta api di Cirebon. Pada umumnya, kereta dari Bandung menggunakan jalur selatan. Sementara tabrakan terjadi di jalur utara.
"Dari Daop II hanya ada keterlambatan kereta jurusan Pasar Turi Surabaya," kata Zunerfin kepada Republika, Ahad (24/5).
Kereta penumpang jurusan Bangunkerta jurusan Jakarta-Surabaya menabrak bagian belakang kereta barang. Tabrakan terjadi saat kereta barang sedang berhenti di Stasiun Warudhuwur, Kabupaten Cirebon pada Sabtu (23/5) malam.
Zunerfin menerangkan, hanya ada keterlambatan, bukan pembatalan. Tabrakan di Cirebon terjadi sekitar pukul enam sore. Dari informasi yang diterima, kecelakaan tersebut mengakibatkan keterlambatan enam jam. Namun, pukul enam pagi ini jalur utara sudah dapat dilalui.
Menurut Zunerfin, masyarakat tidak perlu khawatir lagi, sebab jalur utara sudah bisa digunakan. Sementara, untuk jalur selatan yang berada di wilayah Daop II telah dilakukan pemeriksaan jalur dan penggantian rel. Hal tersebut di lakukan untuk persiapan menghadapi arus mudik dan arus balik.
Zunerfin menjelaskan, pemeriksaan jalur untuk wilayah Daop II sudah dilakukan jauh-jauh hari. Pemeriksaan jalur dilakukan secra rutin. Pemeriksaan rutin dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya rintangan jalan. Seperti pergeseran tanah di area sekitar rel. "Pada titik-titik rawan di jalur tersebut kami melakukan patroli 24 jam," kata Zunerfin.
Ia menegaskan, meski manusia tidak bisa menantang alam, tapi manusia bisa meningkatkan kewaspadaan. Terutama kewaspadaan pada titik-titik tertentu yang dianggap rawan. Seandainya terjadi longsor atau pergeseran tanah, maka akan ditanggulangi dengan semaksimal mungkin oleh petugas pemeriksa.