REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNG PINANG--Kepolisian Daerah Kepulauan Riau membentuk satuan tugas khusus guna mendeteksi secara dini dan segera menangani manakala ada beras sintetis beredar di masyarakat.
Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono di Batam, Sabtu mengatakan, selain oleh satgas khusus, berbagai langkah pengawasan beras memerlukan peran aktif banyak pihak agar tidak ada beras sintetis masuk dan beredar di masyarakat.
Hartono juga meminta semua pihak agar meningkatkan pengawasan agar beras tersebut tidak masuk ke Batam dan beredar di pasar.
"Ada peran instansi-instansi lain dalam pengawasan produk tersebut. Pencegahan harus dilakukan pada pelabuhan-pelabuhan. Selain itu, Disperindag kota/kabupaten dan provinsi harus berperan aktif mengawasi perdearaanya di pasar," kata dia.
Selain itu, ada juga peran BPOM untuk melakukan uji dari beras-beras yang beredar di pasar seluruh Kepri.
"Semua harus proaktif agar tidak ada produk yang membahayakan masyarakat beredar. Kami akan menindak tegas jika ada pihak yang melakukan tindakan ilegal," kata Hartono
Meski belum ada laporan beras sintetis beredar di Batam, namun warga meminta peerintah setempat jangan sampai lengah sebab kota tersebut berada di daerah perbatasan dengan Singapura dan Malaysia.
"Batam 'kan daerah perbatasan. Barang-barang impor mudah masuk. Kami khawatir beras tersebut juga sudah masuk Batam," kata seorang warga Kecamatan Batam Kota, Irma.
Ia mengatakan, meski Pemerintah Kota Batam menyatakan beras tersebut tidak beredar di Batam, namun tidak serta merta menghilangkan kecemasan masyarakat.
"Pemerintah harus terus memantau. Jangan sampai lengah sehingga barang tersebut bisa beredar di Batam. Setiap hari harus dilakukan pengecekan ke pasar," kata dia.
Seorang penjual beras di Pasar Botania Batam, Rusli mengatakan, sejauh ini semua beras yang dijual tidak ada yang tercampur dengan beras sintetis.
"Setiap beras yang dibuka selalu kami periksa, sejauh ini tidak ada masalah. Pelanggan juga tidak ada yang komplain," kata dia.