REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar optimistis percepatan pembangunan daerah tertinggal memberikan dampak nyata terhadap kinerja perekonomian Nasional. Selain itu juga akan mempercepat pemerataan kesejahteraan dan secara otomatis mengurangi ketimpangan.
“Harus kita akui selama ini pembangunan lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, meskipun sekarang sudah merambah Pulau Sumatera. Akibatnya kesejahteraan belum merata dinikmati oleh masyarakat yang ada di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan,” ujar Marwan di Jakarta, Jumat (22/5).
Ketimpangan ini harus segera diatasi dengan mempercepat pemerataan kesejahteraan di daerah tertinggal. Banyaknya daerah tertinggal di Indonesia disebabkan kurangnya perhatian terhadap daerah di luar Jawa khususnya di kawasan timur Indonesia.
Bahkan jumlah daerah tertinggal, kata Marwan, bisa mencapai 200 kabupaten. Di daerah-daerah yang tidak masuk kategori tertinggal juga terdapat banyak sekali desa-desa tertinggal.
Masih banyaknya daerah tertinggal di Indonesia adalah gambaran nyata masih lebarnya ketimpangan di Indonesia. “Percepatan pembangunan daerah tertinggal harus menjadi prioritas terdepan dalam pembangunan nasional, untuk mempercepat terjadinya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.