Jumat 22 May 2015 19:20 WIB

PBNU: Rohingya Persoalan Ketidakadilan Global

Rep: C38/ Red: Bayu Hermawan
Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Syifa
Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriah PBNU, KH. Masdar Farid Mas'udi mengatakan tragedi pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya adalah persoalan ketidakadilan global yang sangat menghinakan kemanusiaan.

Menurutnya pemerintah Indonesia harus membantu Muslim Rohingya atas dasar kemanusiaan, bukan kalkulasi politik semata.

"Seandainya Rohingya membawa dolar, tentu nasib mereka akan berbeda. Tapi, mereka tidak membawa dolar, hanya membawa kemanusiaan," ujar KH. Masdar dalam diskusi publik di DPP PKB, Jumat (22/5).

Kemanusiaan tanpa dolar, lanjut KH. Masdar, tampaknya sekarang tidak ada artinya. Semua negara tujuan melihat para pengungsi Rohingya ini sebagai beban tambahan. Pokok masalahnya, karena mereka bukan siapa-siapa dan tidak membawa apa-apa.

"Masalah etnis dan agama itu hanya bumbu-bumbu," ucapnya.

Ia menegaskan, setiap manusia memiliki hak untuk hidup di atas muka bumi. Konsep negara bangsa yang membuat bumi ini dikapling-kapling merupakan fenomena modern. Rais Syuriah PBNU ini menambahkan, posisi Indonesia sebagai negara tetangga seharusnya jelas.

"Masalah ini sebenarnya masalah moral. Tidak perlu dibuat rumit, asal ada kemauan. Kita harus melihat sebagai masalah kemanusiaan, bukan kalkulasi politik semata," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement