Jumat 22 May 2015 18:41 WIB

Penelitian Antropologi Solusi Jangka Panjang Krisis Rohingya

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Para perempuan pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: Reuters
Para perempuan pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia membutuhkan roadmap untuk menangani masalah pengungsi Rohingya. Selain upaya menampung, persoalan etnis Rohingya ini perlu ditelisik dari akar masalah di negara asalnya.

"Saya mengusulkan untuk membentuk semacam join comittee di bawah PBB yang bertugas menyelidiki realitas sebenarnya di Myanmar. Seperti apa kondisi di sana dan bagaimana latar sosial budaya etnis Rohingya," ujar Syaiful Bahri Anshori, Komisi I DPR RI dalam diskusi publik di DPP PKB, Jumat (22/5).

Konflik Rohingya tidak dapat dipisahkan dari latar belakang sejarah, corak keagamaan, dan psikologi budaya kedua kelompok yang berseteru. Data UNHCR menyebutkan, gelombang pengungsi Rohingya telah mencapai lebih dari 12 ribu jiwa di Indonesia.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh KH. Masdar Farid Mas'udi. "Saya kira menarik kalau ada ahli antropologi budaya yang meneliti tipe etnis Rohingya di Myanmar. Meski, fokus yang paling penting saat ini tetap pada penyelamatan para pengungsi Rohingya," kata dia.

Rais Syuriah PBNU itu menambahkan, penyelidikan dari sisi antropologi dapat memberi sumbangan untuk merumuskan solusi jangka panjang. Tanpa adanya solusi mendasar, konflik serupa bukan tidak mungkin akan terulang pada waktu-waktu yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement