Jumat 22 May 2015 17:10 WIB
Pengungsi Rohingya

Soal Rohingya, PKB: Nabi Muhammad Pernah Jadi Pengungsi

Rep: c38/ Red: Joko Sadewo
Ratusan pengungsi Rohingya terdampar di Laut Aceh tepatnya di Desa Meunasah Sagoe,  Seuneudon, Aceh Utara, Aceh, Ahad (10/5). (Antara/Syifa)
Ratusan pengungsi Rohingya terdampar di Laut Aceh tepatnya di Desa Meunasah Sagoe, Seuneudon, Aceh Utara, Aceh, Ahad (10/5). (Antara/Syifa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Syuro PKB, Andi Muawiyah Ramli, menyatakan keprihatinan mereka terhadap gelombang pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia. Ia menegaskan jika masalah ini harus dilihat sebagai masalah kemanusiaan, bukan agama, etnis, apalagi politik.

"Tradisi pengungsi sudah terjadi sejak masa lampau. Kanjeng Nabi Muhammad bahkan pernah menjadi pengungsi, saat hijrah ke Madinah. Dalam konteks sekarang, kita harus mencontoh apa yang dilakukan oleh masyarakat Madinah saat itu," ujar Andi Muawiyah Ramli di Gedung DPP PKB, Jumat (22/5).

Mengutip kata Gus Dur, kalau ada yang lebih penting dari politik, itu adalah kemanusiaan. Ucapan Gus Dur ini menemukan konteksnya dalam kaitan dengan pengungsi Rohingya saat ini. Persoalan Rohingnya ini bukan masalah politik, tapi masalah kemanusiaan.

Andi juga memberikan apresiasinya terhadap pemda dan nelayan Aceh yang telah menolong para pengungsi Rohingya. Prinsip kemanusiaan harus diutamakan di atas solidaritas agama atau etnis. Hal ini sesuai prinsip rahmatan lil alamin dari partainya.

Diskusi bertajuk #Save Rohingya ini diadakan oleh DPP PKB, Jakarta Pusat. Sejumlah perwakilan umat Budha turut hadir dalam acara ini. "Persoalan pengungsi etnis Rohingya ini menjadi momentum Indonesia untuk menegakkan kemanusiaan global," tegas Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement