Jumat 22 May 2015 12:30 WIB

Tingkatkan Pasokan Air, Teknologi MBBR Resmi Diterapkan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Palyja
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Palyja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Palyja selaku operator penyedia dan pelayanan air bersih untuk wilayah barat Jakarta secara resmi mengoperasikan teknologi Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR) untuk diterapkan di instalasi air baku  Kanal Banjir Barat, Jakarta Pusat.

"Ini teknologi yang perdana diterapkan di Indonesia, dengannya kita bisa meningkatkan pasokan air bagi 150 ribu warga di bagian barat Jakarta," kata Presiden Direktur PT. Palyja, Jacques Manem. Selain itu, ini juga merupakan langkah awal mencapai 95 persen cakupan layanan air yang ditargetkannya tercapai pada tahun 2020 mendatang.

Palyja, kata dia, hingga saat ini terus berupaya menambah air baku dari sumber air yang tersedia, namun, kondisi sumber air baku dari sejumlah sungai di Ibukota sangat tercemar. Makanya, keberadaan teknologi MBBR yang menggunakan medium-medium kecil bernama meteor digunakan. Ia berfugsi melakukan pra pengolahan air baku yang diambil dari Kanal Banjir Barat. Proses tersebutnakan mengurai kadar polutan dalam amoniak sehingga layak menjadi air baku dan selanjutnya diolah menjadi air minum.

Selain meresmikan penggunaan instalasi MBBR, Palyja juga berencana membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Pesanggrahan dengan kapasitas 1.200 liter per detik. Palyja pun berencana menambah air baku dari IPA Bekasi sekitar 3 ribu liter per detik. Ada pula rencana memperkuat jaringan di area TB Simatupang, Gedong Panjang, Muara Baru, dan Pluit untuk menopang capaian target layanan 95 persen di 2020.

Sementara itu, Direktur Teknik PAM Jaya, Henry Marolop Limbong, menambahkan target gurbernur yang menginginkan pemaksimalan cakupan pelayanan air minum di DKI hingga 100 persen di 2018 bukan mustahil tercapai. "Tapi syaratnya, diperlukan sekitar 20 ribu liter air per detik, makanya dengan dioperasikan SPAM Jatiluhur bisa menambah pasokan air di Jakarta sebesar 4.500 liter per detik," tuturnya.

Untuk kekurangannya dapat terus ditambah setiap tahun dengan pendanaan dari Pemprov DKI Jakarta. Hingga saat ini air yang masuk ke Jakarta mencapai 18.025 liter per detik, dibagi untuk PT. Palyja sebesar 9.025 liter per detik dan PT. Aetra 9 ribu liter per detik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement