Kamis 21 May 2015 16:54 WIB

Bantuan Ditarik, KPA Sukabumi Kehilangan Sumber Pendanaan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Djibril Muhammad
Balai Kota Sukabumi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Balai Kota Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Bantuan internasional dari Global Fund (GF) untuk penanganan HIV/ AIDS akan dihentikan pada Juli 2015. Kebijakan ini dinilai akan berdampak besar pada upaya penanganan HIV/ AIDS yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi.

"Lembaga GF menghentikan bantuan dana karena kerjasama telah berakhir," ujar Sekretaris KPA Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya kepada wartawan, Kamis (21/5).

Padahal, selama tiga tahun terakhir lembaga internasional tersebut telah memberikan dana yang cukup untuk membantu penanganan HIV/ AIDS. GF kata Fifi, dikenal sebagai lembaga internasional yang memberikan dana hibah untuk penanganan sejumlah penyakit. Di antaranya penyakit TBC, malaria, dan HIV/AIDS.

Diterangkan Fifi, GF bersama dengan Pemkot Sukabumi memberikan dana untuk pengobatan para pengidap HIV/ AIDS. Di mana, para penderita dibebaskan dari biaya pengobatan tersebut. Rata-rata biaya pengobatan untuk pengidap HIV/ AIDS mencapai sekitar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.

"Sehingga pascadihentikannya bantuan GF, kami meminta pemkot untuk memberikan dukungan pendanaan," ujar Fifi. 

Khususnya, untuk biaya pengobatan para penderita. Selain itu untuk kegiatan operasional KPA. Sebab, ungkap Fifi, dari sebanyak enam staf di KPA Sukabumi baru dua orang yang mendapatkan penggajian dari APBD. Sementara empat orang lainnya mengandalkan bantuan dari lembaga donor GF.

Di sisi lain ujar Fifi, alokasi dana untuk penanganan HIV yang diberikan Pemkot Sukabumi dinilai masih kurang. Pada 2015 ini dana yang dikucurkana pemerintah hanya sebesar Rp 100 juta. Ke depan, KPA berharap anggaran yang dikucurkan pemkot akan lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement