REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat akan hasil perikanan budidaya, target produksi dari sektor ini terus digenjot. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Subjakto menyebut, target produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 yang mencapai 17,9 juta ton, diperkirakan membutuhkan kurang lebih 90 miliar ekor benih yang berasal dari 15,8 juta induk.
“Kebutuhan benih ikan/udang saat ini tidak hanya untuk kemudian dibesarkan atau dibudidayakan menjadi ikan konsumsi, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memperkaya atau menambah stok ikan di alam, khususnya untuk jenis-jenis ikan lokal yang telah berhasil dikuasai teknologinya," kata Slamet, Rabu (20/5).
Lebih jauh Slamet mengatakan bahwa sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, Perikanan Budidaya harus mendukung keberlanjutan sumberdaya alam perikanan yang dirasa saat ini telah mengalami penurunan. Dulu, kata Slamet, banyak ikan-ikan lokal seperti ikan tawes, Nilem, Papuyu, dan Ikan Batak yang hidup dan berkembang biak di perairan umum. Tetapi seiring dengan waktu dan cara penangkapan yang terkadang belum sesuai kaidah, populasi ikan-ikan lokal tersebut menjadi menurun.
Dengan telah dikuasainya teknologi pembenihan ikan-ikan lokal tersebut, kata Slamet, produksi benih yang dihasilkan dapat di restocking atau di tebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum. Cara ini menurutnya dapat menjadikan perairan umum baik itu sungai, danau maupun waduk dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan pendapatan dan juga gizi masyarakat.
Lebih lanjut Slamet juga mengatakan langkah ini dilakukan demi mendukung keberlanjutan sumber daya ikan di alam, juga menyusun kebijakan terkait penebaran kembali benih ikan/udang di alam. “Saat ini kita targetkan 10 persen dari total produksi benih ikan nasional akan kita tebar kembali di alam untuk memperkaya sumberdaya alam perikanan yang sudah ada. Kita juga akan siapkan anggaran yang memadai kegiatan restocking ini. Selain benih ikan-ikan lokal, benih komoditas lain yang sudah kita kuasai teknologi pembenihannya akan kita tebar kembali di alam, seperti kerapu, kepiting, rajungan dan juga udang windu," kata Slamet.
Produksi benih yang hemat pakan, di samping produksi benih ikan yang disediakan untuk restocking di alam, produksi benih juga tetap diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembesaran ataau konsumsi. Slamet menilai hal ini mampu memenuhi kebutuhan pembesaran, yang perlu upaya dalam memproduksi benih yang efisien dalam penggunaan pakan.
"Jadi disamping induk yang dapat menghasilkan benih yang bebas penyakit dan tumbuh dengan cepat, juga nantinya mampu menghasilkan benih yang efisien dalam penggunaan pakan, karena ini dapat diturunkan secara genetic. Ini merupakan salah satu upaya dalam menurunkan biaya pakan yang cukup besar dalam usaha budidaya”, ungkap Slamet.