Rabu 20 May 2015 22:15 WIB

Bentrok Unismuh Makassar Mulai Redam

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Hazliansyah
 Sejumlah mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) melempar batu saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan Satpol PP di Kantor Gubernur Sualawesi Selatan di Makassar, Sulsel, Senin (17/11). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)
Sejumlah mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) melempar batu saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan Satpol PP di Kantor Gubernur Sualawesi Selatan di Makassar, Sulsel, Senin (17/11). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bentrokan antara polisi dengan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) mulai mereda setelah tiga jam. Hal tersebut menyusul polisi dari satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) serta satuan dari polrestabes Makassar dan Gowa mulai menarik diri.

Dari pantauan Republika, bentrok bermula saat mahasiswa Unismuh melakukan aksi sejak pukul 09.00 Wita. Aksi ini terus berlanjut hingga pukul 17.00. Dalam aksi puluhan mahasiswa membakar ban dan memblokir jalan dengan memberhentikan truk yang melintas.

Saat polisi datang untuk membubarkan aksi, puluhan mahasiswa enggan berhenti dan justru melempari pihak kepolisian. Polisi yang jengah dengan kejadian ini langsung mencoba memukul mundur mahasiswa dengan memasukan mereka ke dalam kampus. Alih-alih berhenti, mahasiswa justru melempari polisi yang berada di luar gerbang kampus.

Melihat hal ini, pihak kepolisian langsung menurunkan satuan Brimob dari Polda Sulselbar dengan dua unit mobil water canon. Polisi sesekali melepaskan gas air mata ke dalam kampus Unismuh untuk menghentikan aksi mahasiswa. Bahkan warga yang kesal dengan aksi mahasiswa juga ikut melempar batu ke dalam kampus.

Sekitar pukul 20.15 Wita, polisi memilih untuk mundur karena mahasiswa tak henti-hentinya melakukan perlawanan. Kondisi di ruas jalan Alaudin yang awalnya hening pun akhirnya kembali lancar setelah polisi mempersilahkan kendaraan yang terjebak melanjutkan perjalannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement