REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendukung upaya Satuan Polisi Pamong Praja setempat menggencarkan razia indekos yang diindikasikan menjadi sarang peredaran narkoba.

"Sebenarnya razia narkoba merupakan agenda dari BNN. Kami hanya bersifat mendukung. Kalau BNN sendirian melakukan razia kan kesulitan," kata Rismaharini usai upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Balai Kota Surabaya, Rabu (20/5).

Sejauh ini, diketahui Satpol PP Surabaya selaku aparat penegak peraturan daerah (Perda) itu sudah melakukan sejumlah razia di sejumlah kawasan indekos di antaranya Kedungdoro dan Petemon.

Rismaharini mengaku, meski peredaran narkoba di Surabaya tidak begitu mengkhawatirkan, namun perlu ada tindakan pencegahan. Selama razia, Satpol PP dan juga camat setempat bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengungkapkan, dari razia yang sudah dilakukan tersebut, Satpol PP dan BNN pernah menemukan ada tiga orang perempuan dalam satu indekos yang positif mengonsumsi narkoba. Dari temuan itu, razia makin aktif dilakukan.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto sebelumnya mengatakan, kegiatan razia bersama BNN sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Sejauh ini, razia indekos sudah dilakukan sebanyak lima kali.

"Razia bersama BNN rutin dilakukan untuk mencegah penyebaran narkoba. Selain itu, razia ini juga untuk mencegah tindak asusila dan kekerasan," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika