Rabu 20 May 2015 17:10 WIB

4,8 Persen Penduduk Indonesia Konsumsi Gula Berlebih

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Makanan pencuci mulut umumnya kaya gula.
Foto: AP
Makanan pencuci mulut umumnya kaya gula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mencatat 4,8 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi gula lebih 50 gram/orang per hari. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Data hasil penelitian Suvei Diit Total Balitbangkes tahun 2014 yang baru selesai diolah tahun ini menunjukkan bahwa 4,8 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi gula lebih 50 gram per orang per hari.

“Artinya lebih berisiko untuk kesehatannya. Pola makan berlebihan seperti lemak, garam dan lain-lain akan meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah,” katanya kepada Republika Online, Rabu (20/5).

Kalau dilihat dari jenis kelaminnya, ‎6,4 persen pria dan 3,1 persen perempuan mengkonsumsi gula lebih dari standar yang ada. Yang terbanyak dikonsumsi adalah gula pasir yaitu 13,6 gram/orang/hari. Gula pasir dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia yaitu 66,6 persen, kemudian diikuti oleh bahan makanan lain, permen dan coklat dengan kisaran antara 2,3 sampai 2,8 persen dan sirup 1,2 persen. Sementara itu 18,3 persen mengasup natrium bentuk garam diatas batas 2000 mili gram.

Di sisi lain, 26,5 persen menkonsumsi lemak di atas batas 67 gram. Sekitar 33 persen pria dan 22,7 persen wanita Indonesia mengkonsumsi lemak lebih dari standar. Konsumsi kelompok minyak, lemak dan olahan sebesar 37,4 gram per orang per hari. Terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah minyak kelapa sawit dan minyak kelapa (19,7 gram/orang/hari). Sebagian besar penduduk Indonesia (92,6 persen) mengonsumsi minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Menyusul kelapa dan olahannya (29,4 persen) dan minyak lainnya (7,1 persen). Ia memberi anjuran ke masyarakat agar seluruh masyarakat agar makan sesuai pola gizi seimbang, jangan terlalu banyak lemak, garam dan lain-lain.

“Perlu pula dijaga keamanan pangan, kebersihan, cara mengolah makanan, penyimpanan, dan penyajiannya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement