REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset, Penelitian dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sepakat bekerja sama dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi agrobisnis terpadu berbasis keanekaragaman hayati.
Kesepakatan kerjasama ini diresmikan Menristek M Natsir dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) pada Selasa di GedungBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Selasa (19/5). “Kami akan berusaha untuk mengoptimalkan potensi Jabar dan masyarakatnya,” ungkap Aher kepada wartawan saat meresmikan kesepakatan kerja sama di BPPT.
Untuk itu, katanya, pihaknya melakukan kerja sama dengan Kemenristekdikti untuk terus berinovasi dalam menumbuhkembangkan potensi Jabar.
Terkait potensi Jabar, M Natsir juga mengungkapkan hal serupa ihwal keberadaan Jabar di Indonesia. Menurutnya, Jabar memiliki potensi yang besar dalam keanekaragaman hayatinya. Maka dari itu, lanjutnya, Kemenristek pun mendukung potensi Jabar dengan melakukan kerjasama ini.
Salah satu kerja sama ini berpusat pada pengembangan sapi unggul. Alasan penentuan sapi unggul ini sendiri dilakukan karena Jabar merupakan penghasil daging sapi nasional. Selain itu, Jabar juga memiliki lingkungan yang cocok untuk peternakan sapi.
Sebagai langkah awal, kedua belah pihak akan melakukan penelitian dan produksi bibit sapi unggul di PT KAR. Setelah itu, akan dilakukan pula peningkatan populasi dan mutu genetik ternak melalui aplikasi IB sexing. Selain itu, pihak ini juga akan melakukan pelestarian plasma nutfah dan perbaikan mutu genetik sapi Pasundan.
Semua ini dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan kerjasama banyak pihak ini karena ingin meningkatkan sumber daya manusia bidang agribisnis terpadu berbasis pertanian dan pertenakan.
Maksudnya, pemprov Jabar berkeinginan agar produksi pangan nasional bisa ditingkatkan lagi demi kehidupan generasi bangsa ke depan.