REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajaran TNI AL akan menenggelamkan setidaknya 35 kapal pencuri ikan di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Operasi penenggelaman kapal pencuri ikan ini merupakan bentuk kerjasama antara TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Satuan Polairud Polri.
Menurut Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL, Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, penenggelaman kapal pencuri ikan yang akan dilakukan TNI AL rencananya bakal dilakukan pada esok hari, Rabu (20/5), bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Meski tersebar di lima lokasi berbeda, tapi penenggalaman kapal itu pun akan dilakukan waktunya secara bersamaan, yaitu pada pukul 10.00 WIB.
Manahan menjelaskan, dari 35 kapal pencuri ikan atau Kapal Ikan Asing (KIA) yang bakal ditenggelamkan itu, lokasinya tersebar dan akan dilakukan oleh jajaran Komando Armada Kawasan Timur RI (Koarmatim) dan Komando Armada Kawasan Barat RI (Koarmabar). "Ada 15 kapal yang ditenggelamkan di Timur, dan ada sekitar 20 kapal di Barat," ujar Manahan saat dihubungi Republika, Selasa (19/5).
Untuk lokasi-lokasinya, Manahan menyebutkan, 15 KIA bakal ditenggelamkan di wilayah perairan Bitung, Sulawesi Utara, 17 kapal di perairan Ranai, Kepulauan Natuna, satu kapal di Belawan, Medan, satu kapal lagi di Lhoksumawe, Nangroe Aceh Darussalam, dan satu kapal berikutnya di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara. Dalam melaksanan operasi penenggelaman kapal ini, TNI AL pun sudah menyiapkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
"Dari Koarmatim sudah disiapkan tiga KRI, sedangkan Koarmabar akan menyiapkan enam KRI," tutur Manahan.
Manahan pun memastikan, nakhoda-nakhoda dari kapal itu juga akan melanjutkan proses hukum yang sesuai dengan perundang-undangan. Sementara untuk kru kapal ataupun Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal-kapal tersebut akan segera dideportasi ke negara asalnya masing-masing.
Lebih lanjut, Manahan mengungkapkan, rata-rata kapal pencuri ikan itu berasal dari negara-negara di kawasan ASEAN. ''Banyak yang datang dari Vietnam, Thailand, dan Filipina,'' ujarnya.