Selasa 19 May 2015 08:36 WIB
Kontroversi Nada Membaca Alquran

Pakar: Jangan Racuni Kekhasan Bahasa Arab

Rep: c71/ Red: Agung Sasongko
Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pakar Linguistik Arab Universitas Indonesia Afdol Tharik Wastono mengimbau penggunaan langgam Jawa atau langgam nusantara jangan sampai meracuni kekhasan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran. Afdol mengingatkan niatan baik untuk mengagungkan Alquran justru bisa menjadi bumerang. 

"Kekhasan bahasa Arab jangan sampai diracuni oleh bahasa-bahasa nusantara," ujar Afdol kepada ROL, Senin (18/5).

Afdol mengatakan, pola kekhasan bahasa Arab yang tidak dimiliki bahasa Indonesia tidak boleh hilang. "Jangan sampai maahir dibaca mahiir. Itu sudah beda arti," ujarnya.

Afdol lantas meminta pihak yang berwenang untuk memerhatikan bahwa bahasa Alquran mengandung nilai nilai sakral dan memiliki aturan-aturan spesifik.

Status boleh atau tidaknya pembacaan Alquran  dengan langgam Jawa menjadi perbincangan hangat di dunia maya sejak Peringatan Isra’ Mi’raj, Jumat (15/5) lalu. Penggunaan langgam Jawa dalam peringatan Isra’ Mi’raj tersebut, dinilai tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement